Jakarta - Kasus pembunuhan Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo yang telah menyita perhatian publik selama dua bulan terakhir ini, seolah tak berhenti menjadi sorotan karena banyaknya fakta-fakta yang kini belum terungkap, seperti motif pembunuhan, serta adanya dugaan pelecehan seksual yang melatarbelakangi pembunuhan.
Beberapa waktu lalu, Bripka Ricky Rizal atau Bripka RR salah satu tersangka kasus pembunuhan Brigadir J, lewat kuasa hukumnya, Bripka memberikan kesaksian kronologi soal dugaan pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir J di Magelang.
Bripka Ricky Rizal atau Bripka RR (kolase tvOnenews.com/JPNN)
Erman Umar selaku Pengacara Bripka Ricky Rizal atau Bripka RR hadir sebagai narasumber di Apa Kabar Indonesia, ditanyakan soal apa fakta baru yang disuguhkan dari Bripka Ricky Rizal yang bertujuan untuk membuat kasus ini terang benderang dan juga bisa memberatkan tersangka lain.
"Sebenarnya RR ini tugasnya sebagai ajudan adalah fokus menjaga anak Ferdy Sambo di Magelang, dua anak FS sekolah di Taruna Nusantara di Magelang, satunya masih kelas 1, satunya kelas 3, tugas utamanya itu, waktu jamannya Covid baru juga sebagian di Jakarta.
Pengacara Bripka RR menuturkan kejadian di Magelang yang saat ini masih simpang siur karena diduga pelecehan terjadi di Magelang menurut pengakuan Putri Candrawathi pada polisi.
"Pada saat kejadian di Magelang pada tanggal 7 Juli, dia pergi bersama Richard Eliezer mengurus anak ini di sekolah, kemudian dipanggil sama PC kembali ke rumah, baliklah ke rumah di Magelang. Pada saat itu ada kejadian, saat dia kembali di bawah (lantai 1) rumah itu tidak ditemukan pegawai yang lain, Akhirnya RR naik ke tangga atas. Disitu dia melihat Pak Kuat Ma'ruf ini keadaannya panik dan tegang, Dia tanya ada apa pak Kuat?" terangnya.
Putri Candrawhati, Kuat Maruf, Brigadir J
Lalu Kuat menjawab bahwa Yosua naik-turun, ditanyakan ada apa tapi turun ke bawah, nggak mau mendengar sama KM, "Kenapa itu anak?" tutur kuasa hukum RR.
Kuat berkata pada RR bahwa Susi ART nangis, Yosua ingin naik lagi ke atas melihat kondisi Bu Putri Candrawathi tetapi dihalangi oleh Kuat Ma'ruf dengan menggunakan pisau seraya menodongkan kepada Yosua lalu akhirnya Yosua turun lagi ke bawah.
Selanjutnya Kuat Ma’ruf mengizinkan RR untuk naik ke atas melihat kondisi Putri Candrawathi, RR melihat PC sedang berbaring dengan setengah duduk dengan posisi bantal tinggi,
“Ada apa bu? ada kejadian apa?" tanya RR kepada PC.
Ibu PC tidak menjawab malah bertanya, ‘Yosua dimana?' jelas kuasa hukum RR.
Lalu diantarlah Yosua ke kamar PC, dengan PC berbaring dengan setengah duduk dan Yosua duduk di lantai, sementara pintu tak ditutup ada RR diluar menunggu dan tidak mendengar apa yang dibicarakan di antara keduanya.
Erman Umar menerangkan bahwa ada sekitar 10 menit lalu Yosua keluar dari kamar, dibawalah dia sama RR untuk ke bawah agar tidak bersinggungan lagi dengan Kuat Ma'ruf.
Sesampainya di bawah, RR kembali bertanya kepada Yosua apa yang terjadi, Namun Yosua menjawab dengan tenang bahwa tidak apa-apa.
Terlihat lebih tenang setelah bertemu PC, pada malam hari Richard Eliezer tidur dengan Yoshua di kamar, sementara Kuat Ma'ruf tidur di ruang tengah dengan Ricky Rizal.
Ditanyakan lebih detail soal saat kejadian Brigadir J masuk ke kamar PC dan ada RR menunggu di luar, karena melihat dari reka adegan rekonstruksi bahwa ada pelecehan disana sebelumnya.
"Itu yang nggak dilihat, suara pun nggak dengar, dia kan agak berjarak dia (RR) hanya menjaga bahwa tidak terjadi apa-apa, karena kan dia paling senior disitu," ujar Erman Umar
Melihat Konflik Kuat Pegang Pisau ke Brigadir J, Bripka Ricky Rizal Inisiatif Pindahkan Senjata Yoshua ke Kamar Anak Ferdy Sambo
Berdasarkan pengakuan Bripka RR, Brigadir J dan Kuat Ma’ruf ART Ferdy Sambo sempat bersitegang saat masih berada di Magelang.
Kuasa hukum Bripka Ricky Rizal atau Bripka RR salah satu tersangka kasus pembunuhan Brigadir J, kuasa hukum bernama Erman Umar mengungkapkan bahwa kliennya sempat memindahkan senjata Yoshua ke kamar anak Ferdy Sambo saat ada peristiwa ketegangan konflik terjadi di Magelang.
Ricky Rizal beralasan memindahkan senjata tersebut karena melihat ada konflik bersitegang antara Kuat Ma'ruf dan Brigadir Yosua saat hendak di lantai 2 rumah Ferdy Sambo di Magelang.
Sebelum turun, Ricky Rizal karena khawatir melihat kondisi dari Kuat Ma'ruf yang panik tegang dan tadi membawa pisau (bersitegang), lalu Ricky Rizal berinisiatif mengambil senjata Yosua dan memindahkannya ke kamar anak Ferdy Sambo menguncinya disitu biar aman.
Menurut Pengacara Ricky Rizal, guna menghindari konflik antara KM dan Brigadir J, Ricky Rizal inisiatif mengamankan memindahkan senjata Brigadir Yosua, karena biar bagaimana dirinya lah yang paling tua dan senior diantara ajudan (ADC) Irjen Ferdy Sambo.
"Kalau terjadi pertengkaran lagi, jangan sampai ada kejadian yang tak diinginkan," ungkapnya.
Pengacara Bripka Ricky Rizal Membantah Kliennya Menerima Uang dari Sambo karena Kasus Yosua
Erman Umar mengklaim kliennya tidak menerima uang yang dijanjikan Ferdy Sambo dan istrinya, Putri Candrawathi, usai penembakan. Menurut dia, uang pemberian Ferdy Sambo itu diberikan tiga hari setelah kejadian penembakan.
Dalam keterangannya, uang tersebut bukan terkait Brigadir J, tetapi uang pemberian Ferdy Sambo atas kerjanya menjaga istrinya, Putri Candrawathi.
Namun, Erman menyangkal kliennya belum menerima uang tersebut.
“Oh (uang, red.) tidak ada, itu setelah kejadian. Setelah skenario, Pak Sambo sampaikan ini ada uang, dalam BAP yang saya baca, uang itu diberikan karena kalian sudah menjaga ibu, bukan karena masalah bayaran penembakan. Tapi itu bisa saja, kalau Sambo bisa seperti itu, tapi keterangan itu berbeda-benda,” ujarnya. (ind/pdm)
Load more