Belitung, Kepulauan Bangka Belitung - Pekan lalu Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menggelar Pertemuan Tingkat Menteri Pembangunan (DMM) G20 di Belitung, Kepulauan Bangka Belitung. Menurut Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, pertemuan tersebut menggarisbawahi komitmen dan relevansi G20 sebagai forum utama kerja sama ekonomi internasional yang bertujuan untuk mempersempit kesenjangan pembangunan dan mengentaskan kemiskinan global.
“Ini kali kedua dalam sejarah G20 kita bisa mengumpulkan Menteri Pembangunan dari negara anggota G20, negara undangan, dan pimpinan organisasi internasional untuk menyatukan komitmen bersama dalam mendukung aksi pembangunan,” kata Menteri Suharso di Belitung, akhir pekan lalu.
Pertemuan tersebut juga mengukir sejarah melalui terpilihnya Belitung sebagai tuan rumah. Ini adalah kali pertama kota tersebut menggelar pertemuan internasional para menteri dari 20 negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Belitung merupakan representasi dari proses pembangunan dan transisi nyata dari ketergantungan pada industri ekstraktif, yaitu pertambangan timah, menuju pembangunan sektor pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan.
“Ini menunjukkan bahwa capaian pembangunan tidak bisa diwujudkan dalam semalam. Pencapaian transisi membutuhkan komitmen yang kuat, kebijakan yang konkrit, dan konsistensi pemerintah. Kesan inilah yang ingin kami sampaikan kepada para Menteri Pembangunan G20 dan seluruh delegasi,” kata Menteri Suharso.
DMM G20 membahas beberapa fokus pengembangan, mulai dari percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, perluasan skala pembiayaan inovatif melalui blended finance, peningkatan produktivitas dan daya saing UMKM, optimalisasi perlindungan sosial yang adaptif, hingga transformasi ekonomi dengan penerapan ekonomi hijau dan ekonomi biru melalui pembangunan rendah karbon dan pembangunan yang tahan terhadap iklim.
Para Menteri Pembangunan G20 akan bekerja sama dengan negara berkembang, organisasi internasional, bank pembangunan multilateral, dan pemangku kepentingan lainnya untuk memiliki kerjasama pembangunan internasional yang meliputi penelitian kebijakan, platform dialog, Kerjasama Utara-Selatan, serta Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular.
“Sebagai salah satu kontribusi nyata kami, pemerintah Indonesia juga menginisiasi pembentukan Global Blended Financial Alliance,” kata Menteri Suharso.
Load more