Jakarta - Massa aksi demonstrasi tolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat membubarkan diri.
Setelah 7 jam melangsungkan aksi penyampaian pendapatnya, kelompok gabungan mahasiswa dan buruh itu balik kanan sekitar pukul 20.00 WIB.
Pantauan tvOneNews.com di lokasi, massa aksi itu mulai balik kanan usai berkali-kali diimbau oleh aparat kepolisian.
Patung Kuda Arjuna Wijaya yang menjadi pusat aksi demonstrasi mulai ditinggalkan massanya. Kini, giliran petugas kebersihan dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta mulai melangsungkan aksinya.
Puluhan dari mereka diterjunkan untuk membersihkan bekas-bekas sampah di lokasi perjuangan mahasiswa dan buruh itu. Sisa-sisa bara api disemprotkan dengan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) oleh aparat kepolisian.
Selain itu, tampak juga lalu lintas yang mulai dibuka. Akses jalan Medan Merdeka Barat yang semula ditutup dengan barrier, kini mulai lengang. Kawat berduri yang kian panjang puluhan meter itu juga sudah disingkirkan.
Tak hanya itu, water barrier di sekitaran bundaran air mancur Patung Kuda juga disisihkan.
Beberapa pengendara sudah dapat kembali melintasi jalan yang sejak pukul 10.00 WIB pagi ditutup, yakni seputaran Jalan Medan Merdeka.
Sebelumnya diberitakan, Ribuan massa aksi demonstrasi tolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) masih konsisten bertahan di depan kawat berduri pembatas yang dipasang aparat kepolisian di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat.
Kawat berduri itu dipasang aparat agar massa aksi tidak dapat masuk mendekati area Istana Negara.
Meskipun telah dihadang puluhan aparat kepolisian tepat di depan kawat. Namun, ribuan mahasiswa itu masih nekat memaksa masuk dan menarik kawat berduri tersebut.
Pantauan tvOneNews.com di lokasi pukul 19.20 WIB, massa aksi itu menyalakan suar yang membuat situasi di lokasi terang memerah.
Selain itu, barisan dari kelompok massa aksi itu juga melempar sejumlah botol air mineral ke arah barisan aparat kepolisian yang sedang berjaga.
Sambil menyanyikan lagu wajib nasional dari mulai Maju Tak Gentar, Halo-Halo Bandung, Garuda Pancasila dan lainnya mereka aktif terus menarik kawat berduri.
"Kalau gak dibuka kita mau nginep di sini," ujar salah seorang dari mereka.(rki/ppk)
Load more