Jakarta - Pernyataan yang dilontarkan Effendi Simbolon, politikus PDI Perjuangan, saat rapat kerja 5 September 2022 di Gedung DPR yang menyebut TNI layaknya gerombolan Ormas, picu reaksi keras. Terbaru, Dandim 0623 Cilegon Darahnya mendidih sampai gebrak meja mendengar perkataan Effendi Simbolon.
Kemarahan seorang perwira TNI Angkatan Darat atas ucapan Effendi Simbolon yang menyebut TNI gerombolan disiarkan melalui sebuah video.
Perwira TNI Angkatan Darat itu adalah Letnan Kolonel Inf Ary Widyo Prasetyo. Ia merupakan Komandan Komando Distrik Militer (Kodim) 0623/Cilegon, Korem 064/Maulana Yusuf, Kodam III Siliwangi.
Alumni Akademi Militer (Akmil) 2002 itu, muncul dengan rona wajah yang nampak membara diliputi amarah atas segala ucapan Effendi Simbolon yang dinilai dapat merusak soliditas dan wibawa TNI di mata rakyat.
Tanpa tedeng basa-basi, Letkol Inf Ary meluapkan amarahnya dengan pernyataan-pernyataan keras dan tegas kepada Effendi Simbolon.
Tak cukup sampai disitu, ia juga menggebrak meja dan meminta politikus PDI Perjuangan itu untuk meminta maaf secara terbuka atas semua ucapannya dalam rapat anggaran di Gedung DPR RI pada 5 September 2022 lalu.
Berikut pernyataan Letkol Inf Ary yang marah besar atas ucapan Effendi Simbolon:
"Dari ujung barat pulau jawa, kami dengar omongan mu Effendi Simbolon, kau bilang pimpinan kami Panglima TNI, KSAD, tidak harmonis. Kau bilang TNI gerombolan, seperti ormas.
Kami tidak terima, darah kami mendidih. Kau Effendi Simbolon melukai kami, prajurit TNI. Kau adu domba pimpinan kami, Kau adu domba TNI. Kami seluruh prajurit Kodim 0623 Cilegon, sakit hati.
Kami sudah mengabdikan diri kami untuk NKRI. Bekerja 24 jam, tujuh hari untuk NKRI ini. Kau bilang gerombolan. Sungguh menyakitkan. Efendi Simbolon, Saya Dandim 0623 Cilegon bersama seluruh prajurit, seluruh PNS, keluarga besar Kodim 0623 tidak terima ucapan Mu. Kami di sini dari unsur paling rendah sampai paling tinggi, unsur-unsur TNI, kami di sini kompak dan solid.
Jangan kau ganggu-ganggu Kami, jangan kau rusak lagi dengan omongan mu itu. Kami tunggu permintaan maaf Kamu secara terbuka."
Sebelum Letnan Kolonel Inf Ary Widyo Prasetyo membagikan video kemarahannya, prajurit TNI dari pasukan elite Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Kostrad) Batalyon Infanteri (Yonif) Para Raider 305/Tengkorak juga melayangkan ultimatum yang sama.
Prajurit Kostrad) Batalyon Infanteri (Yonif) Para Raider 305/Tengkorak meminta agar Effendi segera mencabut kata-kata tak senonoh yang merendahkan wibawa TNI itu.
(Prajurit Yonif Para Raider 305/Tengkorak Kostrad. Sumber: tim tvonenews/vivamiliter)
"KAMI BUKAN GEROMBOLAN.. MAAF, SAYA ULANGI BAHWA KAMI ADALAH TENTARA RAKYAT, TENTARA PEJUANG DAN TENTARA PROFESIONAL. Mohon kepada orang-orang atau siapapun itu jangan coba-coba mengadu domba Kami, mengatakan Kami tidak solid, mengatakan Kami tidak kompak, MOHON KATA-KATA DICABUT DAN TIDAK DIULANGI KEMBALI." kata prajurit Yonif Para Raider 305/Tengkorak dalam siaran video resminya dari wilayah penugasan di Papua.
Sementara itu, Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa menyayangkan adanya ungkapan atau komentar serta tudingan dari Effendi Simbolon terhadap institusi TNI, bahwa TNI adalah sekelompok ormas.
Pangdam mengatakan bertanggung jawab dengan kondisi moril dan keadaan prajurit yang berada di bawah tanggung jawabnya, khususnya prajurit TNI AD yang berada di wilayah Kodam XVII/Cenderawasih.
"Saya sampaikan kepada prajurit saya, terkait adanya komentar bahwa prajurit TNI adalah gerombolan ormas. Bahwasannya prajurit Kodam XVII/Cenderawasih sejatinya punya satu komando, yaitu azas komando dalam operasi penggunaan kekuatan kita loyal pada Bapak Panglima TNI," tegas Pangdam XVII/Cenderawasih.
(Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa. Sumber: tim tvonenews/vivamiliter)
"Dan pada pembinaan kekuatan kita loyal kepada Bapak KSAD dan ini tidak ada masalah. Moril pasukan tetap terjaga, soliditas kuat, kita punya kekuatan yang kuat, apalagi Prajurit Kodam XVII/Cenderawasih ini dalam tugas sehari-hari melaksanakan kedua tugas ini, yaitu penggunaan kekuatan dan pembinaan kekuatan," ucap Saleh Mustafa.
Lebih lanjut dikatakan Pangdam bahwa azas Kesatuan Komando sangat dipentingkan.
"Saya selaku Pangdam XVII/Cenderawasih bertanggungjawab terhadap soliditas prajurit-prajurit yang ada di bawah saya. Oleh karena itu berkaitan dengan statement-statement berkaitan pembinaan moril Prajurit, saya sangat menyayangkan. Karena TNI lahir dari Rakyat dan sejarah perjuangan yang tidak mudah. Negara lahir dan terbentuk, itu juga lahirnya TNI," kata Pangdam.
Ucapan Effendi Effendi Simbolon yang dilontarkan di hadapan Panglima dan petinggi TNI dalam rapat Komisi I juga memicu reaksi Brigadir Jenderal TNI Tatang Subarna.
(Brigjen TNI Tatang Subarna. Sumber:tim tvonenews/vivamiliter)
Ia mengeluarkan pernyataan sikapnya atas tuduhan disharmoni kepada Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Dudung Abdurachman.
Mantan Kepala Dinas Penerangan TNI AD yang kini telah resmi menjabat Komandan Komando Resor Militer (Danrem) 064/Maulana Yusuf, Banten, menyatakan bahwa pernyataan Effendi Simbolon hanyalah upaya untuk merusak soliditas TNI dengan mengadu domba Panglima TNI dengan KSAD.
"Makanya ada yang mengatakan tokoh politik kalau TNI tidak solid hanya mencari cari saja enggak ada, kita solid bangga rakyat manakala melihat TNI solid," kata Brigjen TNI Tatang dilansir VIVA Militer dari siaran resmi Penerangan Korem 064/MY, Senin 12 September 2022.
Brigjen TNI Tatang juga marah dengan pernyataan Effendi yang menyebut prajurit TNI mirip gerombolan bersenjata. "Satu TNI solid, jadi ada tokoh tuh yang mengatakan bahwa tidak kompak, TNI kayak gerombolan jangan main-main kami terus terang dikatakan seperti gerombolan itu waduh, bukti nih bahwa TNI kompak darat, laut dan udara," kata Tatang.
Selain menuai kecaman prajurit TNI, Effendi Sinbolon juga dilaporkan ke Mahkamah Dewan Kehormatan (MKD) DPR pada Selasa, 13 September 2022.
(Tangkapan layar - Politikus Effendi Simbolon saat rapat kerja anggaran di Gedung DPR, 5 September 2022. Sumber:tim tvonenews/viva)
Politikus PDIP itu dilaporkan terkait omongannya yang menyebut TNI seperti gerombolan saat rapat kerja bersama Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa. Effendi dilaporkan oleh Ketua Umum Gerakan Muda Penerus Perjuangan Kemerdekaan (GMPPK), Bernard D Kamang.
Pengaduan diterima dan tanda buktinya diserahkan Wakil Ketua MKD DPR, Nazaruddin Dek Gam kepada Bernard.
“Identitas teradu Dr. Effendi Muara Sakti Simbolon, nomor anggota A163, Dapil Jakarta III Fraksi PDI Perjuangan. Pokok pengaduan, dugaan melanggar kode etik anggota DPR RI pada sidang Raker dengan Kemenhan dan Panglima TNI di Komisi I," kata Dek Gam.
Selain itu, Dek Gam menyampaikan pengaduan masyarakat terhadap Effendi Simbolon terkait pernyataannya dalam rapat bersama Panglima TNI dan Kementerian Pertahanan pada 5 September 2022. Dia mengatakan dari pelapor menyebut Effendi Simbolon diduga melanggar etik karena menyebut TNI kayak gerombolan.
“Hal ini melanggar kode etik Bab II bagian ke-1, kepentingan umum Pasal 2 Ayat (4) jo bagian kedua, integritas Pasal 3 Ayat (1) dan (4), serta Pasal 4 Ayat (1) dan Pasal 9 Ayat (2), serta dugaan adanya upaya menggiring opini publik, memecah belah antara Panglima TNI dan KSAD, benar pak,” ujar Dek Gam mengutip laporan pelapor.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada respon resmi dari Effendi Simbolon mengenai laporan ke MKD itu.
Sebelumnya, Effendi Simbolon dalam Rapat Kerja Anggaran pada 5 September 2022 di Gedung DPR melontarkan kata-kata yang menyinggung prajurit TNI.
(Politikus PDI Perjuangan Effendi Simbolon. Sumber: tim tvonenews/viva)
Ucapan Efendi Simbolon dianggap telah melecehkan prajurit-prajurit karena menyamakan TNI dengan gerombolan.
Berikut ucapan lengkap Effendi Simbolon:
"Ada apa yang terjadi di tubuh TNI ini, kita agak kesampingkan masalah pembahasan anggaran ini, anggaran sudah hampir pastilah, sama. mungkin tak perlu lagi dibantu. Tapi ada apa di TNI ini perlu kita tahu, kalau perlu setelah kita rapat pembahasan anggaran, kita jadwalkan nanti malam.
Kita Hadirkan Kepala Staf Angkatan Darat, kita hadirkan Panglma TNI untuk membahas, kami banyak sekali temuan-temuan ini.
In subordinary, disharmoni, ketidakpatuhan. Ini TNI kayak gerombolan ini, lebih-lebih ormas jadinya, tidak ada kepatuhan.
Kami ingin tegas ini, karena jangan lupa, penggerak dari kekuatan itu Presiden dan DPR. Bukan hanya Presiden, tanpa persetujuan DPR tidak bisa Presiden menggerakkan TNI.
TNI hanya alat, hanya instrumen, bapak-bapak semua sebagai jenderal itu hanya nahkoda sesaat, tapi selamatkan TNI nya. Ini semua fraksi prihatin ini. Ada apa, Ketidakpatuhan si A dengan si B. Ini porakporanda TNI. Saya minta pimpinan, kita jalan terus dengan RKA, kalau perlu langsung kita setujui'."
(lpk/viva/ito)
Load more