Penyidikan kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo, hingga saat ini tak kunjung menemukan temui titik terang.
Demi mengungkap kebenaran tewasnya Brigadir J, penyidikan terus dilakukan. Sebagaimana diketahui, peristiwa di rumah dinas Ferdy Sambo tersebut telah menyeret sejumlah anggota kepolisian menjadi tersangka, termasuk Irjen Ferdy Sambo sebagai aktor utama.
Selama penyidikan berlangsung, dua ajudan Sambo, yakni Bharada E dan Bripka RR, dikabarkan berbalik arah dan tinggalkan skenario Ferdy Sambo.
Bharada E dan Bripka RR Kompak Tinggalkan Skenario Ferdy Sambo, Berikut 4 Perkembangan Terbaru Kasus Pembunuhan Berencana Brigadir J.
Lebih dari dua bulan berlalu, berikut 4 perkembangan terbaru kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua.
1. Dugaan Irjen Ferdy Sambo meminta ajudannya berkumpul di Provos Polri
Irjen Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi (Istimewa)
Kuasa hukum Bripka RR alias Ricky Rizal, Erman Umar mengungkapkan kliennya sempat dipanggil Ferdy Sambo guna mengikuti skenarionya. Hal tersebut sesuai dengan berita acara pemeriksaan (BAP) Bripka Ricky Rizal.
"Kalau tidak salah (berkumpul,red) di Provos Polri. Itu mungkin Ferdy Sambo yang berperan," ujar Erman Umar di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (13/9/2022).
Erman Umar enggan merinci pertemuan tersebut terjadi pasca insiden pembunuhan Brigadir J. Sebab, dia mengaku baru sepintas membaca BAP tersebut.
Namun, dia meyakini ada pertemuan yang diminta Ferdy Sambo untuk merekayasa kejadian di rumah dinasnya.
"Saya tidak baca lengkap itu BAP karena tebal juga. Namun, sepintas saya lihat dia (Bripka RR) sempat dikumpulkan (Ferdy Sambo)," tambahnya.
Menurut dia, berkumpulnya geng Ferdy Sambo itu diduga terjadi agar memuluskan skenario baku tembak.
"Siapa lagi kalau bukan Sambo. Namun, mungkin Sambo sudah mengatur agar dikumpulkan di Provos, persiapan," imbuhnya.
2. Putri Candrawathi membuat rekening atas nama Bripka RR
Istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi (Kolase Tvonenews.com)
Erman Umar juga mengatakan kliennya, Bripka RR alias Ricky Rizal, memang mempunyai sebuah rekening atas namanya, tetapi bukan milik pribadi.
Menurut Erman, istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi yang membuat rekening tersebut untuk keperluan kedinasan yang menggunakan nama Ricky Rizal.
"Soal rekening, saya dengar itu bukan milik pribadi masing-masing ajudan. Itu untuk kedinasan," kata Erman Umar di Bareskrim Mabes Polri, Selasa (13/9).
Erman Umar mengaku hal tersebut diberitahu langsung oleh Bripka Ricky Rizal. Putri Candrawathi sengaja membuat rekening tersebut atas nama Ricky Rizal untuk keperluan di Magelang, Jawa Tengah.
"Misalnya si RR itu untuk keperluan rumah tangga di Magelang," jelasnya.
Selain itu, Erman mengungkapkan isi rekening atas nama Ricky Rizal memang bernilai ratusan juta.
"Saya pernah dengar ada ratusan juta juga. Jadi, pada 2021, baru dibuka rekening itu. Itu ibu PC (Putri Candrawathi) yang meminta dibuka rekening atas nama Ricky Rizal," ungkapnya
Akan tetapi, Erman Umar menegaskan saldo rekening tersebut bukan milik Bripka Ricky Rizal dan menegaskan bahwa kliennya tidak mendapat apapun terkait kasus kematian Brigadir Yosua
3. IPW beri dugaan Putri Candrawathi tak ditahan sebagai bukti keberhasilan Ferdy Sambo
Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso (Tim Tvonenews/Syifa Aulia)
Indonesia Police Watch (IPW) menilai skenario Irjen Ferdy Sambo masih berhasil dalam merekayasa kasus pembunuhan berencana Brigadir J alias Yosua Hutabarat.
Ketua IPW, Sugeng Teguh Santoso mengatakan hal tersebut dibuktikan dengan belum ada penahanan terhadap istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi meski telah ditetapkan sebagai tersangka.
"Komnas HAM dan Komnas Perempuan kompak mengikuti keterangan Putri Candrawathi. Ibu Putri lantas kembali melontarkan isu pelecehan seksual di Magelang, Jawa Tengah," ujar Sugeng Teguh seusai dihubungi, Selasa (13/9).
Sugeng Teguh menjelaskan pihaknya melihat tidak ada pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir J kepada Putri Candrawathi di Magelang.
Menurut dia, keraguan terkait pelecehan seksual itu terkuak dari pernyataan Kabareskrim Mabes Polri dan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
"Kabareskrim menyatakan memerlukan bukti yang lain dan pendalaman bukti, kemudian LPSK juga menyatakan agak aneh ada pelecehan seksual," jelasnya.
Selain itu, Sugeng Teguh mengungkapkan jika terjadi pelecehan seksual, Ferdy Sambo seharusnya membuat laporan di Magelang, Jawa Tengah.
"Kalau ada pelecehan, suaminya (Ferdy Sambo) seharusnya lapor polisi ketika di Magelang," imbuhnya.
Sehingga, menurut Sugeng, pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi itu tidak pernah terjadi oleh Brigadir J.
4. Mahfud MD sebut Komnas HAM masih terjebak dalam skenario Ferdy Sambo
Menko Polhukam Mahfud MD (tvOne)
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD mengatakan Komnas HAM dan Komnas Perempuan masih mengikuti jebakan atau skenario dari Ferdy Sambo.
Mahfud MD sudah menerima rekomendasi dari Komnas HAM dan Komnas Perempuan terkait kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J. Menurutnya, apa yang disampaikan oleh Pihak Komnas HAM dan Komnas Perempuan masih sama seperti skenario Ferdy Sambo.
Menurut Mahfud, ketika Komnas HAM dan Komnas Perempuan diberi informasi adanya pelecehan terhadap Putri Candrawathi, pihak Komnas HAM dan Komnas Perempuan tidak berubah. Melainkan tetap mengikuti alur dari Putri Candrawathi.
"Anda kok langsung percaya kemarin Putri nangis dilecehkan di Duren Tiga. Namun kok sekarang tiba - tiba berubah, hari ini berubah lalu anda percaya? Saya bilang ke mereka, 'anda tidak ada ilmunya ya tentang psikologi'," kata Mahfud dalam keterangannya di acara Karni Ilyas Club, dikutip Jumat 16 September 2022.
Kemudian, lanjut dia, dugaan pelecehan yang awalnya ada di Duren Tiga, berubah menjadi di Magelang. Pihak Komnas HAM dan Komnas Perempuan tetap mempercayai hal tersebut.
"Kemudian sekarang menyatakan pelecehan itu di Magelang. Saya katakan ke mereka, 'anda belum berubah dari jebakan Sambo'. Pertama saya sampaikan, 'anda diberitahu pelecehan berubah begitu, tapi anda tidak berubah juga'," kata Mahfud.
Ketua Kompolnas itu juga menegaskan bahwa pihaknya telah berubah dan tidak mengikuti skenario Ferdy Sambo. Kompolnas, kata Mahfud punya pandangan sendiri terkait kasus pelecehan terhadap Putri Candrawathi.
"Bagi saya itu tidak masuk akal, kami Kompolnas punya pendapat lain. Selain kami juga, LPSK punya pendapat lain. Bahwa itu memang tidak masuk akal," ujar Mahfud.(ebs/Mzn/viva/pdm)
Load more