Pada sesi kedua, pengalaman provinsi DKI Jakarta menjadi studi kasus dalam upaya kolaboratif dalam membangun infrastruktur inklusif di tingkat daerah.
Engagement groups maupun peserta seminar diharapkan dapat memberikan masukan dan mendukung pelaksanaan deliverables agenda IWG, khususnya terkait kerangka (framework) untuk mendorong partisipasi swasta dalam investasi infrastruktur berkelanjutan serta Policy Toolkit (perangkat kebijakan) untuk memobilisasi pendanaan dan pembiayaan investasi infrastruktur yang inklusif dan berkualitas di daerah dan kota yang difinalisasi di pertemuan hari pertama.
Selain kedua output tersebut, Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) juga mempresentasikan dokumen kompendium final yang memuat analisis atas studi kasus pembiayaan pembangunan infrastruktur digital untuk mendapatkan pandangan dari negara anggota.
Pada pertemuan hari kedua, GI Hub memaparkan pembaruan terkait InfraTracker 2.0 tool yang digunakan untuk mengidentifikasi tren investasi infrastruktur negara anggota G20 dan negara undangan yang dapat digunakan dalam menyusun perencanaan infrastruktur. Dalam kesempatan yang sama, negara anggota juga mendiskusikan opsi tata kelola GI Hub yang akan disampaikan pada FMCBG di bulan Oktober 2022.
Penyelesaian deliverables dari seluruh agenda utama bidang infrastruktur Presidensi Indonesia pada G20 tahun 2022 merupakan hasil kerja sama yang baik dengan negara anggota G20 dan berbagai organisasi internasional. Walaupun bersifat tidak mengikat (non-binding) dan suka rela (voluntary), deliverables diharapkan dapat diterapkan di negara anggota serta memberikan kontribusi dan manfaat nyata pada pencapaian tujuan bersama G20, “Recover Together, Recover Stronger”.
Upaya ini juga menjadi komitmen dari presidensi berikutnya yang dipegang oleh India sesuai prioritas dan rencana agenda pertemuan yang dipresentasikan pada akhir pertemuan keempat IWG.(rul/chm)
Load more