Trauma Healing saat ini difokuskan pada para napi, dan nanti dilanjutkan ke petugas yang bertugas saat kejadian.
Ia menjelaskan, sejak hari kedua insiden kebakaran terjadi, tim Dinkes sudah turun untuk melakukan pendekatan, penenangan dan pendalaman terkait sejauh apa gangguan psikis atau mental yang diderita korban selamat di Blok C. Begitu juga dengan mereka di blok tetangga yang sekadar mendengar atau melihat proses kejadian.
“Sebelum para napi bertemu dokter, Dinkes telah menyebar kuesioner dengan 29 poin pertanyaan. Dari hasil itu baru ditentukan mereka membutuhkan penanganan psikiater atau psikolog dengan berbagai status traumanya,” kata dia.
Sementara itu napi berinisial P menuturkan setelah kejadian dirinya kini lebih susah tidur, dan cukup sering teringat-ingat sederet kejadian kebakaran pada malam itu.
“Butuh penanganan dokter seperti ini. Seperti tadi kan ditanya, apa yang dirasa, keluhannya apa, dan apa yang mengganggu. Jadi buat saya butuh, supaya saya bisa mengungkapkan perasaan saya, jadi lebih lega,” kata napi Blok C1.
Hal senada juga diungkapkan napi kasus narkoba berinisial H yang mengaku setelah kejadian cukup mengalami trauma. Terlebih, salah satu korban yang meninggal merupakan temannya juga, menghampiri dirinya di beberapa hari setelah kejadian.
“Mungkin karena saya kefikiran dan mengingat-ngingat dia, jadi saya merasa dia datang ke saya. Tapi kalau sekarang, yang saya rasa lebih ingin ke suasana yang ramai, tidak mau sepi. Jadi pelayanan kesehatan seperti ini saya butuhkan agar saya tahu kejiwaan saya,” kata dia.(Ant/Jeg)
Load more