Jakarta - Aliansi Rakyat Menggugat yang didominasi oleh ibu-ibu ramaikan kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, sekitar pukul 14.30 WIB untuk melakukan demo kenaikan harga BBM.
Berdasarkan pantauan tim tvOnenews.com, disela-sela demo terlihat hal-hal unik yang terjadi dalam aksi unjuk rasa tersebut, pasalnya para ibu-ibu datang dengan membawa peralatan memasak seperti panci.
“Karena memang emak-emak yang terdampak langsung dengan kenaikan BBM ini. Kami harus mengatur semua kebutuhan kami yang biasanya standar, tetapi dengan BBM naik otomatis kami harus mencari yang lebih, sementara pendapatan suami kami tidak bertambah,” kata Ida, Jumat (23/9/2022).
Ada pun kenaikan harga BBM ini rupanya turut mempengaruhi keharmonisan rumah tangga, pasalnya kerap terjadi keributan antara suami dan istri yang berakhir pada perceraian.
“Pasti ini akan menimbulkan ketidakharmonisan di dalam rumah, artinya larinya ke mana? Pasti akan ada kesibukan yang tidak dapat diselesaikan, dan tingkat perceraian akan tinggi,” tegasnya.
Lebih lanjut aliansi ini menuntut agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) segera mundur dari jabatannya karena dinilai telah gagal dalam mensejahterakan rakyat.
“Saran saya, sebagai negarawan Bapak Jokowi seharusnya mundur, karena sudah gagal menyejahterakan rakyat, gagal mengolah bangsa, gagal mengelola sumber daya alam yang benar-benar kaya di Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, alasan ibu-ibu membawa panci saat melakukan aksi unjuk rasa sebagai representasi kegiatan seorang istri sekaligus ibu rumah tangga.
“Representasi kami (ibu-ibu) yang terdampak langsung, uang dapur kami otomatis harus ditekan karena untuk yang lain, anak-anak kami juga harus diberi makan. Bagi yang sekolah membutuhkan transportasi, butuh spp,” pungkasnya.
Menutup pernyataannya, Ida mewakili pihak Aliansi Rakyat Menggugat, mempertanyakan bagaimana nasib demokrasi di Indonesia jika suara rakyat dibungkam seperti ini. (agr/ree)
Load more