Hasnaeni Si "Wanita Emas". (Ist)
Uang tersebut digunakan Hasnaeni untuk memenuhi kepentingan pribadinya.
Kuntadi menjelaskan Hasnaeni memperoleh uang Rp 16,8 miliar dari PT Waskita Beton Precast yang menjadi salah satu syarat agar dapat mengerjakan proyek pekerjaan Tol Semarang-Demak.
Penyerahan uang tersebut dibuat dengan menggunakan sebuah surat tagihan fiktif (Invoice) seolah terjadi sebuah transaksi oleh kedua belah pihak.
“PT WBP (Waskita Beton Precast) menyanggupi syarat tersebut dan selanjutnya oleh tersangka KJ (Kristiadi Juli) selaku General Manager PT WBP dibuatkan invoice pembayaran seolah-olah PT WBP membeli material pada PT MMM (Misi Mulia Metrical),” ujar kuntadi dalam konferensi pers.
“Atas dasar tagihan fiktif dari PT MMM maka PT WBP menyerahkan uang senilai Rp 16,844,363,402 yang belakangan diketahui bahwa uang tersebut digunakan untuk keperluan pribadi (Hasnaeni),” lanjutnya.
Temuan-temuan yang telah menyeret nama Hasnaeni ini merupakan pengembangan dari kasus korupsi di PT Waskita Beton Precast senilai Rp 2,5 triliun.
Kuntadi menyebutkan dalam penanganan kasus tersebut telah berhasil dikembangkan berdasarkan adanya sebuah indikasi penerbitan surat tagihan fiktif.
“Ini berhasil kita kembangkan karena adanya indikasi penerbitan SCF yang didasarkan pada invoice fiktif pada PT Waskita Karya senilai kurang lebih Rp 2 triliun. Kasus ini saat ini sedang kita dalami untuk pengembangan,” kata Kuntadi.
Atas kasus tersebut, Kejagung membawa Hasnaeni atau Wanita Emas untuk menempatkannya ke Rumah Tahanan Salemba cabang Kejaksaan Agung.
Diketahui Hasnaeni merupakan salah satu tersangka dari ketujuh tersangka kasus korupsi PT Waskita Beton Precast.
Load more