Jakarta - Pengurus Besar Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (PB SEMMI) menyesalkan pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD yang kerap menggunakan istilah 'cukong' dalam hal negatif.
Menurutnya, hal tersebut bisa melukai etnis tertentu, yang mana sebenarnya turut membangun negara.
"Tidak elok seorang menteri menyebut kata cukong untuk sesuatu yang negatif. Pilihan kata cukong bisa dianggap Pak Mahfud tendensius terhadap saudara-saudara kita etnis Tionghoa," ujar Bintang Wahyu Saputra kepada tvOnenews.com, Senin (26/9/2022).
Bintang menjelaskan cukong merupakan bahasa Hokkian yang artinya bos atau pemilik usaha.
Sementara itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, cukong berarti orang yang mempunyai uang banyak yang menyediakan dana atau modal yang diperlukan untuk suatu usaha atau kegiatan orang lain.
"Kata oligarki atau pengusaha hitam lebih disematkan kepada para perusak demokrasi seperti yang dimaksud Pak Mahfud, bukan cukong. Sebab, cuukong punya arti positif, mereka membantu orang yang mau usaha dengan menyiapkan modal," jelasnya.
Oleh sebab itu, Bintang mengatakan pihaknya mengharapkan apa yang sudah terjadi jadi bahan evaluasi sehingga kedepan Mahfud MD bisa lebih bijak memilih kata-kata agar tidak ada pihak pihak yang merasa disakiti.
"Harapan kami sebagai pejabat pemerintah dengan posisi strategis Pak Mahfud bisa lebih arif dalam menyampaikan pernyataan dan menggunakan kata-kata yang tepat. Kata cukong sangat tidak elot, terkesan rasis dan tidak pancasilais," sebut Bintang.
Seperti diketahui, pada peringatan puncak acara HUT ke 56 KAHMI di Jakarta, Menko Polhukam Mahfud MD menyebut, 84 persen kepala daerah di Indonesia dibiayai cukong untuk maju Pilkada.(lpk/mut)
Load more