Jakarta - Rapat kerja DPR RI bersama Menhan Prabowo, dihadiri langsung oleh Panglima TNI Andika Perkasa duduk bersama KSAD Dudung di Rapat Kerja DPR RI , seolah menepis isu disharmoni pimpinan TNI yang jadi sorotan beberapa waktu lalu, Selasa (27/9/2022).
Menhan Prabowo Subianto (kanan) berbincang bersama Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa (kiri) saat mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi I DPR.(via-antara)
Rapat kerja Komisi I DPR RI bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan serta jajaran Kepala Staf TNI (KSAD, KSAL, KSAU).
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo tak hadir dalam kerja tersebut karena ada bantuan kemanusiaan untuk banjir mendampingi Presiden Jokowi. Namun KSAU menugaskan wakilnya untuk mengikuti raker.
Rapat dimulai dengan dipimpin oleh Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid meminta persetujuan apakah rapat tersebut dilakukan secara terbuka atau tertutup.
Namun, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto meminta untuk Rapat bersama itu digelar secara tertutup untuk menghargai beberapa pernyataan dan termasuk juga rancangan anggaran tahun 2023.
Di dalam rapat yang menjadi sorotan adalah hadirnya KSAD Dudung Abdurachman yang terlihat duduk sejajar dengan Panglima TNI Andika Perkasa.
Selain itu, yang menarik lagi adalah posisi duduk dari Panglima TNI dan KSAD Dudung Abdurachman itu dipisah oleh Menhan Prabowo Subianto yang duduk di tengah.
Berbeda dengan Rapat Dengar Pendapat (RDP) sebelumnya, saat itu KSAD Dudung tak menghadiri rapat dan menuai pertanyaan tajam dari Effendi Simbolon.
Saat itu Effendi Simbolon mempertanyakan ketidakhadiran dari KSAD Dudung dan menuding ada perselisihan atau disharmoni di tubuh pimpinan TNI tersebut. Serta menyebut TNI seperti gerombolan.
Usai kehadiran dua jenderal TNI tersebut seperti menepis isu ketidakharmonisan di tubuh pimpinan TNI yang dilontarkan oleh Effendi Simbolon beberapa waktu lalu.
Pembahasan dalam rapat adalah rencana kerja dari kelembagaan pada tahun 2023 dan juga turut membahas rencana anggaran tahun 2023. selain itu, dalam rapat juga membahas isu-isu aktual dan kelembagaan.
Usai rapat kerja, Panglima TNI, Menhan Prabowo Subianto dan KSAD Dudung Abdurachman tak memberikan pertanyaan terkait rapat baik kehadiran dua jenderal TNI tersebut yang seolah menepis isu disharmoni.
Kehadiran dua Jenderal TNI tersebut cukup mendinginkan dan menetralkan isu perpecahan di antara keduanya. Bahkan, Andika dan Dudung mempertontonkan kekompakan ketika Prabowo Subianto merangkul mereka.
KSAD Dudung Redam Kemarahan Prajurit TNI
Buntut pernyataan kontroversial dari Effendi Simbolon yang mengatakan TNI seperti "gerombolan" menjadi polemik di ranah publik.
Tak hanya itu, Effendi juga menyinggung isu renggangnya hubungan Jenderal Dudung dengan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Tak ayal, dua pernyataan dari Effendi Simbolon itu menuai reaksi keras Prajurit TNI AD geram dan beberapa mengirimkan video bentuk tidak terima-nya atas pernyataan dari politis PDI-P tersebut.
Effendi Simbolon pun melakukan konferensi pers dan menyatakan permintaa maaf atas lontaran pernyataannya tersebut menyinggung seluruh anggota TNI.
Jenderal Dudung yang menggelar konferensi pers di Mabes Angkatan Darat menyampaikan menerima Permintaan maaf dari Effendi Simbolon, atas perkataannya tempo hari menyinggung instansi dan para prajurit TNI AD.
"Permintaan maaf dari pak Effendi dengan lapang dada TNI AD akan menerimanya, dan saya sampaikan kepada seluruh jajaran agar menghentikan kegiata-kegiatan secara perorang-an dan sebagainya sudah cukup. Beliau sudah minta maaf, kita harus lebih dewasa, kita harus lebih legowo." kata Dudung di Mabes AD, Jakarta Pusat, pada kamis (15/9).
Dia mengatakan prajurit TNI AD sudah terbiasa menghadapi resiko-resiko yang lebih besar, serta dia juga meminta agar polemik antara dirinya dan Effendi merupakan hal biasa dan tidak usah dibesar-besarkan.
"Kita sudah terbiasa menghadapi tantangan-tantangan yang sulit sekali pun nyawa, kalau berita-berita seperti itu, kecil bagi kami untuk menghadapinya.
"Hadis Nabi mengatakan, Nabi Muhammad mengatakan 'orang yang tidak berani mengambil resiko adalah orang-orang yang merugi'. TNI Angkatan Darat di lapangan sudah terbiasa menghadapi resiko-resiko itu, jadi kalau menghadapi begini-begini, biasa-biasa saja lah. tidak usah dibesar-besarkan.
Lebih lanjut, ia tegaskan tidak akan ada lagi Prajurit TNI yang akan terprovokasi mengungkapkan protes dan kecewanya di media sosial.
Bukti hubungan diantara dua jenderal TNI ini baik-baik saja, Dudung ditanyakan oleh awak media soal apa koordinasi ia bersama Panglima TNI untuk meredam kemarahan dan kritik Prajurit TNI kepada Effendi Simbolon.
"Yaa, Koordinasi kita sms-an dengan beliau, 'agar diredam anggota', 'siap saya sampaikan demikian. Agar anggota tidak liar demikian untuk menanggapi hal-hal yang istilahnya jangan ditanggapi berlebihanlah. Kita masih koordinasi, tidak ada masalah, nanti dalam waktu dekat saya akan menghadap Panglima." ujarnya.
Jenderal Dudung Abdurachman KSAD bantah TNI sudah tidak solid
Jenderal TNI Dudung Abdurachman menjawa bantah dari Effendi Simbolon itu, dengan secara jelas menyatakan bahwa TNI Angkatan Darat solid.
"Pada umumnya TNI tidak ada hal-hal yang memprihatinkan," ucapnya.
"Saya baru pulang dari pekanbaru, ada isu kalau saya dan Panglima TNI, ada perbedaan pendapat dan sebagainya itu biasa. Jaman Pak Hadi dengan Pak Andika, jaman Pak Hadi dengan Pak Gatot, Pak Mulyono dengan Pak Gatot. Itu biasa.
Lebih lanjut, Jenderal Dudung mengatakan bahwa bukti hubungannya dengan Panglima TNI baik-baik saja dengan dirinya menjalankan perintah.
"Tetapi pada umumnya, saya kemarin melakukan tugas-tugas itu juga perintah dari Panglima TNI, karena kita menyiapkan pasukan, mendidik pasukan, melatih pasukan. Setelah itu digunakan oleh Panglima TNI di Papua," jelasnya.
"Jadi tidak benar kalau ada hal-hal terjadi gesekan dan sebagainya. Itu saja mungkin yang perlu saya sampaikan kepada rekan-rekan media dan kami mohon dukungannya," tambah dia.
Permintaan maaf Effendi Simbolon
Effendi Simbolon meminta maaf atas ucapannya yang sebelumnya menyebut TNI mirip gerombolan, dimana permintaan maafnya itu ia tujukan kepada para prajurit TNI baik masih berdinas maupun telah purna.
"Dari lubuk hati saya yang dalam, saya mohon maaf atas apapun perkataan saya yang menyinggung, yang menyakiti, yang tidak nyaman di hati para prajurit siapapun dia," kata Effendi dalam gelar Konferensi Pers di ruang Fraksi PDIP di kompleks Parlemen Senayan, pada rabu (14/9).
Selain mengucapkan maaf kepada para prajurit, Anggota Komisi I DPR RI ini sekaligus meminta maaf kepada Panglima Jenderal TNI Andika Perkasa dan tiga kepala staf. Mulai dari KSAD, KSAU dan KSAL. Ia juga meminta maaf kepada para pihak lain yang merasa tersinggung atas ucapannya itu yang beberapa waktu lalu hingga membuat kemarahan prajurit.
"Sekali lagi saya mohon maaf," ucapnya. (ind)
Jangan Lupa Tonton dan Subscribe tvOneNews
Load more