Jakarta - Sekretariat Jenderal DPR RI Indra Iskandar tak ingin memperpanjang soal ucapannya yang menyebut Pengamanan Dalam (Pamdal) titipan anggota dewan.
"Saya kira sudah selesailah nggak usah diperpanjang. Nanti ini kan pamdal orang-orang kecil. Kalau diperpanjang nanti jadi melebar-lebar," ujar Indra di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (30/9/2022).
Menurut dia, Pamdal juga mempunyai hak untuk mencari nafkah, sehingga tak masalah asalkan tetap bertanggung jawab secara profesional.
"Kami akan terus melakukan capacity building setiap 6 bulan sekali. Kami kerja sama dengan kepolisian, bekerja sama dengan Kopassus melatih mereka," kata dia.
Sementara itu, Indra menjelaskan pintu masuk Selatan Gedung DPR kini sudah dipasang metal detector.
"Jadi kalau kami menggunakan istilah ada pintu utara, pintu depan atau pintu setalan seperti sekarang itu lebih megah, lebih besar, itu sebenarnya kami ingin memperkuat di belakang," jelasnya.
Sedangkan, pintu utara pemeriksaannya masih manual, sehingga pihaknya akan mengevaluasi cara kerja Pamdal, terutama jika terjadi kesalahan akibat miskomunikasi.
Kendati demikian, Indra memahami Pamdal juga bisa kelelahan karena setiap hari DPR RI menerima lebih dari 10 ribu tamu.
"Tapi jangan berulang-ulanglah. Makanya komandan-komandan di Pamdal, kami selalu ingatkan untuk terus menjaga anak buahnya menjaga moral anak buahnya supaya tidak lelah," ungkapnya.
Indra Sebut Pamdal Titipan Anggota Dewan
Sebelumnya, Indra mengatakan Pamdal di DPR ada titipan dari anggota dewan.
"Memang problem utama harus saya sampaikan, Pamdal-Pamdal kita ini bukan Pamdal yang terdidik secara militer dan kesamaptaan," ujar dia di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (28/9/2022).
"Pamdal kita masuk karena orang-orang cari kerjaan karena pengangguran, sebagian besar titipan anggota dewan," ungkap dia.
"Jadi kadang-kadang, belakangan mulai tertib. Tadinya cuma megang hp, di gerbang tuh ngerokok segala macem. Saya masih punya kesabaran karena saya nggak pernah biasa nempeleng orang aja," pungkas Indra. (saa/mut)
Load more