Jakarta - Tragedi yang merenggut ratusan korban jiwa di Stadion Kanjuruhan Malang menjadi sorotan di dunia maya, terutama twitter. Tagar yang menyangkut kejadian tersebut berada di daftar trending topic, diantaranya Polisi, FIFA, PSSI, Kanjuruhan, Arema, Suporter, dan #RestInPeace.
Di antara tagar itu ada 'polisi'. Warganet dalam hal ini menyoroti tindakan yang dilakukan oleh aparat saat kejadian tersebut.
Dalam rekaman video yang beredar, diduga pihak aparat melepaskan tembakan ke arah suporter baik yang masuk ke lapangan maupun berada di tribun.
Lalu ada juga tagar 'bubarkan'. Dalam hal ini warganet kembali membahas soal cara aparat membubarkan kerumunan di stadion.
Namun tak sedikit pula yang berkicau soal kompetisi Liga 1, Arema, hingga PSSI agar dibubarkan. Ucapan duka pun tak kalah membanjiri lini masa di twitter.
Tagar Rest In Peace masuk dalam trending topic karena banyak yang menyampaikan empati atas kejadian ini.
Pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya dalam pekan ke-11 Liga 1 2022/2023 berakhir dengan tragedi. Puluhan suporter jadi korban kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Sabtu malam WIB 1 Oktober 2022.
Situasi Mencekam Stadion Kanjuruhan, Gas Air Mata Dilepaskan ke Tribun Suporter tuan rumah menerobos masuk ke dalam lapangan begitu pertandingan usai.
Mereka melampiaskan kekesalan karena tim jagoan kalah 2-3 dari Persebaya. Sejumlah fasilitas Stadion Kanjuruhan dirusak. Kemudian ada respons dari kepolisian yang coba menghalau suporter keluar lapangan. Pertikaian antara suporter dan kepolisian tak dapat dihindari.
Kemudian ada tembakan gas air mata yang diarahkan ke lapangan dan juga tribun. Tindakan tersebut yang kemudian membuat situasi menjadi bertambah parah.
Sebanyak 127 orang dilaporkan meninggal dunia dalam tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pascapertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya.
(Kerusuhan Stadion Kanjuruhan Malang. Sumber: tim tvOne)
Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta dalam jumpa pers di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu, mengatakan dari 127 orang yang meninggal dunia tersebut, dua di antaranya merupakan anggota Polri.
Nico menjelaskan sebanyak 34 orang dilaporkan meninggal dunia di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, sementara sisanya meninggal saat mendapatkan pertolongan di sejumlah rumah sakit setempat.
Menurutnya, hingga saat ini terdapat kurang lebih 180 orang yang masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit tersebut.
Selain korban meninggal dunia, tercatat ada 13 unit kendaraan yang mengalami kerusakan, 10 di antaranya merupakan kendaraan Polri.
"Masih ada 180 orang yang masih dalam perawatan. Dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkis. Hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan," tambahnya.
Sesungguhnya, lanjutnya, pertandingan di Stadion Kanjuruhan tersebut berjalan dengan lancar. Namun, setelah permainan berakhir, sejumlah pendukung Arema FC merasa kecewa dan beberapa di antara mereka turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial.
Petugas pengamanan kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain. Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.
(Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta. Sumber: tim tvone)
Menurutnya, penembakan gas air mata tersebut dilakukan karena para pendukung tim berjuluk Singo Edan yang tidak puas dan turun ke lapangan itu telah melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial.
"Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen," katanya.
Sementara itu, Bupati Malang M. Sanusi menyatakan seluruh biaya pengobatan para suporter yang saat ini menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit akan ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah Kabupaten Malang.
"Kami mengerahkan seluruh ambulans untuk proses evakuasi dari Stadion Kanjuruhan. Untuk yang sehat dan dirawat, biaya semua yang menanggung Kabupaten Malang," kata Sanusi.
Kericuhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 3-2 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam (1/10). Kekalahan itu merupakan yang pertama bagi Arema FC sejak 23 tahun terakhir. (ito)
Load more