Malang, Jawa Timur - Gubernur Jawa Timur Khofofah Indar Parawansa mengunjungi para korban dari tragedi kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjurhan, Kabupaten Malang yang mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA), Malang.
Dalam lawatannya itu, Kofifah Indar Parawansa juga turut menyampaikan duka cita mendalamnya atas musibah yang terjadi di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022) itu yang menyebabkan 129 orang meninggal dunia.
Khofifah mengatakan jika pemerintah Provinsi Jawa Timur akan berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan penangan terbaik bagi para korban yang mendapatakan perawatan di RSSA.
Ia mengatakan jika para korban kerusuhan yang mengalami luka-luka dan harus mendapatkan perwatan di Rumah Sakit Saiful Anwar, seluruh baiaya penanganannya akan ditanggung penuh oleh Pemprov Jatim.
Sementara itu para korban tragedi tersebut yang mendapatkan perawatan di rumah sakit milik kabupateb atau kota maka seluruh baiaya penanganannya akan di tanggung penuh oleh Pemkot setempat.
Dalam kesempatan tersebut juga Orang nomor satu di Jawa Timur itu juga menyempatkan diri untuk menjenguk para korban luka-luka serta keluarga dari korban tragedi Kanjuruhan yang menunggu di Rumah Sakit Saiful Anwar.
Bagi korban meninggal dunia, Khofifah menyampaikan pihak rumah sakit akan memandikan lalu menshalatkannya di masjid yang berada di RSSA sebelum diantar ke rumah duka.
“Kalau warga dan keluarga kembali menshalatkan di rumah duka dipersilakan. Sekali lagi, kami turut berduka cita atas insiden ini,” Uajr Khofifah.
Berdasarkan data terakhir, korban meninggal dunia akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur pascapertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya bertambah menjadi 129 orang.
Kericuhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.
Kerusuhan tersebut semakin membesar dimana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut.
Petugas pengamanan, kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak masuk ke dalam lapangan dan mengejar pemain. Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.
Ditembakkannya gas air mata tersebut dikarenakan para pendukung tim berjuluk Singo Edan yang tidak puas dan turun ke lapangan itu telah melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial.
Khofifah berharap tragedi mengerikan di Stadion Kanjurhan, Kabupaten Malang yang menyebabkan 129 orang meninggal dunia itu tidak akan terulang lagi di kemudian hari.
“Semoga ini yang terakhir dan semua pihak bisa mengambil pelajaran berharga dari insiden tadi malam,” kata Khofifah. (ant/akg)
Load more