Jakarta - Dalam rangka meramaikan momen HUT ke-77 Tentara Nasional Indonesia (TNI), sejumlah Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI dipajang di Jalan Merdeka Utara mulai dari 2 Oktober 2022 hingga puncaknya pada Rabu 5 Oktober 2022.
Salah satu unsur pembentuk kekuatan militer suatu Negara adalah Alutsista. Hal ini berhubungan dengan Persenjataan, Kendaraan, dan perlengkapan militer lainnya yang dimiliki oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) kita.
Apa itu Alutsista? Definisi dari alutsista terdapat dalam Peraturan Menteri Pertahanan (Permenhan) Nomor 17 Tahun 2014.
Pasal 1 ayat (1) dalam Permenhan Nomor 17 Tahun 2004 Menjelaskan definisi dari Alutsista yaitu: “Alat Utama Sistem Senjata Tentara Nasional Indonesia yang selanjutnya disebut Alutsista TNI adalah alat peralatan utama beserta pendukungnya yang merupakan suatu sistem senjata yang memiliki kemampuan untuk pelaksanaan tugas pokok TNI.”
TNI Angkatan Laut memiliki berbagai macam Alutsista unggulan untuk menunjang pelaksanaan tugas pokok melindungi tanah air kita. Berikut adalah beberapa Alutsista unggulan TNI Angkatan Laut kita.
KRI Ahmad Yani (351) merupakan kapal pertama kapal perang Perusak Kawal Berpeluru Kendali kelas Ahmad Yani. Merupakan Kapal Fregat bekas pakai AL Belanda (HNMLS Tjerk Hiddes F804) yang kemudian dibeli oleh Indonesia. KRI Ahmad Yani dipersenjatai dengan berbagai jenis persenjataan modern untuk mengawal wilayah kedaulatan republik Indonesia. Termasuk diantaranya 8 peluru kendali ke permukaan dengan jangkauan 70 mil laut, 4 peluru kendali ke udara sebagai pertahanan anti serangan udara, 1 meriam OTO-Melara, 2 senapan mesin 12.7mm, dan 12 torpedo berpeluncur tabung sebagai pertahanan anti kapal selam.
KRI Fatahillah (361) merupakan kapal pertama dari kapal perang jenis Perusak Kawal Berpeluru kendali kelas Fatahillah milik TNI AL. KRI Fatahillah tergolongkan kapal korvet dengan berat 1450 ton. KRI Fatahillah dipersenjatai dengan berbagai jenis persenjataan modern untuk mengawal wilayah kedaulatan Republik Indonesia. Termasuk di antaranya 4 peluru kendali ke permukaan dengan jangkauan 42 km, 1 meriam bofors dengan jangkauan 18.5 km, 2 kanon penangkis serangan udara, mortir laras ganda anti kapal selam, 2x3 torpedo berpeluncur tabung sebagai pertahanan anti kapal selam dan kapal permukaan.
KRI Cakra (401) merupakan kapal pertama dalam jenis kapal selam kelas Cakra. KRI Cakra termasuk dalam armada pemukul TNI Angkatan Laut. KRI Cakra memilik berat selam 1,395 ton dan mempunyai sonar dari jenis CSU-3-2 suite. Sebagai bagian dari armada pemukul KRI Cakra dipersenjatai 14 buah torpedo 21 inci dalam 8 tabung yang diletakkan disamping snorkel.
KRI Teluk Gilimanuk (531) merupakan kapal pertama dari kapal perang jenis kapal pendarat kelas Teluk Gilimanuk milik TNI AL. KRI Teluk Gilimanuk bertugas sebagai armada pendarat dan pengangkut logistik bagi pasukan marinir TNI Angkatan Laut yang mampu mengangkut kargo hingga seberat 600 ton. KRI Teluk Gilimanuk bukanlah termasuk armada tempur maupun pemukul. Sebagai armada pendarat dan pengangkut logistic, KRI Teluk Gilimanuk hanya dibekali senjata pertahanan diri berupa 1 kanon laras ganda kaliber 37mm, 1 meriam Bofors, dan 2 kanon laras ganda kaliber 25mm.
KRI Kakap (811) merupakan kapal patroli TNI Angkatan Laut. Tergolong ke dalam kapal patroli cepat 57 meter, KRI Kakap memiliki kecepatan maksimum 28.1 knot. KRI Kakap dilengkapi persenjataan modern berupa meriam tunggal kaliber 40mm dan 2 senapan mesin kaliber 7.62mm. KRI Kakap dilengkapi dengan dek penerbangan dan hangar di bagian belakang.
(MG8/ito)
Load more