Yogyakarta, DIY – Yogyakarta akan menjadi tuan rumah International Conference Big Data and Data Science 2022 pada 7-11 November 2022 mendatang. Event ini terselenggara atas kerjasama BPS dengan PBB dan Asian Development Bank.
"Konferensi ini diharapkan akan menghasilkan kesepahaman tata kelola dan pengembangan big data dalam pemanfaatan statistik pembangunan secara internasional termasuk di Indonesia," jelas Atqo, Kamis (6/10/2022)
Dipilihnya DIY menurut Atqo sebagai tuan rumah telah melalui berbagai pertimbangan. Kondusifnya DIY dalam hal penyajian data statistik pembangunan inilah yang menjadi salah satu alasan utama menjadi pilihan.
"Kami bersyukur sekali Bapak Gubernur merespons sangat positif dan sangat mendukung. Beliau memberikan arahan-arahan terkait persiapan kegiatan tersebut yang harus benar-benar matang karena melibatkan peserta dari luar negeri," jelasnya.
Pada pertemuan tersebut, Sri Sultan didampingi oleh Asisten Sekretariat Daerah DIY Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Wiyos Santoso. Sedangkan, Sekretaris Utama BPS didampingi oleh Kepala BPS Provinsi DIY Sugeng Arianto, Kepala Biro Humas BPS RI, Margaretha Ari Anggorowati dan jajaran Pejabat BPS Provinsi DIY lainnya.
Atqo juga menyampaikan tentang kegiatan strategis BPS yaitu Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) . Kegiatan ini adalah induk pendataan keseluruhan dari Sensus penduduk.
“Kami mohon dukungan dari Bapak Sultan untuk pelaksanaan Registrasi Sosial Ekonomi di DIY ini bisa berjalan dengan lancar. Kami yakin dukungan dari Sri Sultan akan menjadikan pendataan akan berjalan lancar," ujar Atqo.
Penyelenggaraan Regsosek akan melibatkan 1400 petugas khusus untuk DIY. Sedangkan pelaksanaan registrasi untuk seluruh Indonesia akan melibatkan kurang lebih 450.000 petugas. Untuk itu, dukungan kepala daerah dari gubernur, bupati/wali kota hingga kepala desa sangat penting pada kesuksesan registrasi ini.
Disamping Regsosek ini, Atqo menjelaskan BPS juga akan menyelenggarakan Sensus Pertanian tahun 2023 (ST2023). Sensus ini merupakan kegiatan besar BPS yang dilaksanakan 10 tahun sekali. Saat ini sedang dilaksanakan tahap sosialisasi kegiatan ST2023 kepada masyarakat dengan harapan Sensus Pertanian ini sukses menyediakan data potret pertanian di Indonesia.
Pendataan ini menurut Atqo menjadi hal penting karena mampu menyediakan basis data untuk perlindungan sosial bagi seluruh penduduk Indonesia. Harapan BPS kepada masyarakat apabila ada petugas sensus/pendata yang datang, masyarakat dapat menerima dan memberikan jawaban jujur sesuai dengan kondisi.
"Dengan begitu, data didapat bisa benar-benar akurat untuk mendukung kebijakan pemerintah. Basis data dan kerahasiaan data yang dikumpulkan dijamin oleh undang-undang," pungkasnya. (Nur/Buz)
Load more