Jakarta - Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak mengaku kesal karena menilai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyepelekan korban terdampak banjir di Ibu Kota.
Hal ini disinyalir saat Anies Baswedan berkunjung ke Gedung Kompas Gramedia, Jakarta Pusat, Rabu (5/10/2022) yang lalu mengatakan bahwa polemik banjir selalu ramai diperbincangkan di media sosial.
Kendati demikian, RT yang ada di Jakarta ada sebanyak 30 ribu, namun yang terdampak banjir hanya 30 RT.
Menanggapi pernyataan tersebut, Gilbert mengaitkannya dengan tembok Gedung MTSN 19 Pondok Labu, Jakarta Selatan, yang menewaskan tiga orang remaja, Kamis (6/10/2022).
“Anies sebelumnya menyepelekan korban banjir dengan mengatakan jumlahnya tidak sampai satu persen. Ini sangat menyakitkan buat korban, apalagi sekarang diikuti dengan korban jiwa, kematian 3 pelajar,” kata Gilbert saat dihubungi media, Jumat (7/10/2022).
Anggota Komisi B Bidang Epidemolog DPRD DKI Jakarta ini pun menyoroti perkataan Anies terkait indikator utama musibah banjir adalah tidak adanya korban jiwa. Hal ini berbanding balik dengan pernyataan yang dikemukakan Anies di Gedung Kompas beberapa waktu lalu.
“Sebelumnya Anies juga mengatakan bahwa indikator utama banjir adalah tidak ada korban jiwa. Masyarakat menunggu pernyataan Capres Anies bahwa korban hanya 3 orang, tidak sampai satu persen,” tegasnya.
Dia pun menimpali jarak lokasi tembok roboh hanya berjarak sekitar 1 km dari rumah kediaman Anies Baswedan.
“Apakah masih ngotot mengatakan sebagai Gubernur yang berhasil?” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Pemprov DKI Jakarta perbaiki bangunan yang roboh akibat banjir di Madrasah Tsanawiyah Negeri atau MTsN 19 Jakarta Selatan yang menyebabkan tiga siswa meninggal dunia.
"Dari sisi Pemprov, untuk bisa membangun kembali kami siap untuk mendukung," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ketika melayat salah satu korban tewas di Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (6/10/2022) malam.
Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga siap mendukung apabila diperlukan tempat sementara untuk proses belajar mengajar.
Pihaknya sudah menyampaikan kesiapan itu Kepada Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI Jakarta yang membawahi MTsN 19 tersebut.
"Kami siap untuk nanti mencari jalan keluar apabila diperlukan ekstra," ucapnya.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menambahkan peristiwa tragis itu menjadi bahan pembelajaran kepada semua untuk meninjau kembali latar belakang kejadian robohnya sebagian bangunan dan tembok pembatas di sekolah tersebut.
"Ini bahan pembelajaran untuk kami semua untuk mereviu kembali prosesnya sehingga peristiwa ini bisa terjadi. Mengapa ini perlu dilakukan agar kami bisa mencegah agar kejadian ini tidak terulang," ucap Anies. (agr/ree)
Load more