"Gimana ya pak? kita sama-sama satu Aremania satu jiwa pak. Dia merasakan sakit, saya juga merasakan sakit. SAya turun coba saya ngomong baik-baik sama pak Polisi, 'Pak Polisi tolong jangan tembakan gas air mata ke tribun' di situ banyak anak-anak kecil," sambungnya menceritakan kronologis tragedi Kanjuruhan.
Kisah ini pun menjadi viral, karena tersebar di media-media soial Instagram. Bahkan, dari video pengakuan Yohanes yang beredar di media sosial Instagram, juga beredar video dirinya saat memohon kepada Kepolisian untuk tidak menembakan gas air mata.
Namun, dari tayangan itu, tampak ketika ia bermohon kepada pihak kepolisian agar tidak menembakan gas air mata ke tribun karena banyak anak-anak kecila, dirinya malah dibentak personel polisi bahkan tampak satu pentungan yang ingin memukulnya.
Dari keterangan yang dihimpun dari media sosial instagram, Yohanes Prasetyo merupakan salah satu saksi hidup tragedi Kanjuruhan. Dia menceritakan momen saat dirinya berinisiatif untuk memohon kepada personel polisi agar tidak menembakkan gas air mata ke arah tribun.
Seperti diketahui, Yohanes adalah seseorang yang viral di media sosial saat ia merekam dirinya sendiri memohon ke polisi agar tak menembakkan gas air mata tetapi justru dibalas dengan bentakan dan pengusiran oleh anggota polisi.
"Yohanes mengaku sebenarnya tidak berinisiatif untuk turun ke lapangan dan meminta polisi berhenti menembakkan gas air mata ke arah tribun. Ia mengatakan saat pertandingan selesai, ingin langsung pulang untuk bekerja," tulis pemilik akun media sosial instagram memomedsos.
Untuk diketahui, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah mengumumkan 6 tersangka kasus tragedi Kanjuruhan Malang, Kamis (6/10/2022) malam.
Load more