Faktor yang bikin Hercules tenar bukan hanya karena kerap berurusan dengan polisi.
Ia tersohor sebagai preman paling ditakuti di Tanah Abang.
Mantan preman, Hercules. (ist)
Diketahui, Hercules dan kelompoknya sudah malang melintang di kawasan Tanah Abang sejak 1980-an.
Meski tubuhnya kecil, Hercules disegani banyak orang karena keberaniannya yang besar.
Dalam acara Kick Andy tahun 2007, Hercules mengaku pernah dibacok sebanyak 16 kali.
Rentetan insiden mengerikan itulah yang bikin sebagian orang menjuluki Hercules sebagai sosok yang tidak bisa mati.
Ketika masih di Timor Timur, Hercules diketahui banyak membantu TNI yang bertugas di sana.
Melansir dari buku Kick Andy Kisah Inspiratif, Hercules dipekerjakan sebagai tenaga bantuan untuk operasi militer di Timor Timur.
"Di sana saya membantu segala-galanya, hingga memegang gudang logistik Kopassus," ujar Hercules.
Perjalanan hidup Hercules memasuki babak baru ketika pindah ke Jakarta.
Latar belakang Hercules datang ke Ibu Kota adalah untuk menyembuhkan tangannya yang terluka dan dia dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto (RSPAD).
Tangan yang terluka itu kemudian diamputasi. Sayangnya, Hercules enggan menjelaskan terkait penyebab cederanya itu.
Merasa tidak tahan dalam perawatan di RSPAD, Hercules kabur dan hidup menjadi gelandangan hingga akhirnya terdampar di Tanah Abang.
"Saya mau mandiri. Tiba di Tanah Abang, saya tinggal di kolong jembatan," kata Hercules dikutip dari buku Kick Andy Kumpulan Kisah Inspiratif.
Kehidupan preman pun dimulai. Hercules awalnya tidak disegani, malah banyak preman yang berani melawan.
Gara-gara hal itulah Hercules selalu membawa golok panjang.
"Daripada dibunuh, lebih baik saya bunuh duluan," kata Hercules.
"Bahkan waktu itu, setiap malam saya tidur dengan golok selalu siap di tangan. Kondisi waktu itu sangat rawan. Lengah sedikit, lawan akan menyerang," lanjutnya.
Adapun Hercules secara terus terang mengaku sebagai seorang preman Tanah Abang.
Malah saat menjadi bintang tamu pada acara Kick Andy Metro TV, Hercules mengaku bahwa menjadi preman lebih banyak suka daripada duka.
Load more