Jakarta - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) baru-baru ini merilis temuan awal hasil investigasi mereka atas Tragedi Kanjuruhan. Disebutkan bahwa peristiwa kekerasan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan merupakan dugaan kejahatan yang terjadi secara sistematis.
"Tim Pencari Fakta Koalisi Masyarakat Sipil mendapatkan temuan awal bahwa peristiwa kekerasan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan merupakan dugaan kejahatan yang terjadi secara sistematis, yang tidak hanya melibatkan pelaku lapangan," demikian disampaikan Kontras melalui akun twitternya @KontraS, sebagaimana dipantau Selasa (11/9/2022).
Tim Pencari Fakta Koalisi Masyarakat Sipil terdiri dari komponen pengacara publik dari LBH Surabaya, LBH Surabaya Posko Malang, KontraS dan Lokataru.
"Tim menemukan setidaknya 12 temuan awal selama proses investigasi," demikian rilis KontraS.
Pertama, tim menemukan fakta pada saat pertengahan babak kedua, terdapat mobilisasi sejumlah pasukan yang membawa gas air mata, padahal diketahui tidak ada ancaman atau potensi gangguan keamanan saat itu.
Kedua, ketika pertandingan antara Arema FC dan Persebaya selesai, didasari pada keterangan saksi-saksi, sejumlah suporter yang masuk ke dalam lapangan hanya ingin memberikan dorongan motivasi dan memberikan dukungan moril kepada seluruh pemain.
Ketiga, sebelum tindakan penembakan gas air mata, tidak ada upaya dari aparat untuk menggunakan kekuatan lain seperti kekuatan yang memiliki dampak pencegahan, perintah lisan atau suara peringatan hingga kendali tangan kosong lunak.
Load more