Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menampik pembangunan Halte Bundaran HI diduga menutupi pandangan cagar budaya Patung Selamat Datang.
Saat datang kunjungan ke Halte Bundaran HI, Jakarta Pusat, Rabu (12/10/2022), secara lantang mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini menyatakan bahwa dilihat dari sisi mana pun tidak menutupi pandangan ke arah Patung Selamat Datang.
“Pemandangan yang disebut terhalang itu coba lihat dari median jalan, kalau dari trotoar, kanan-kiri trotoar Jalan Thamrin pun tidak ada yang terhalang. Boleh dicek dari ujung ke ujung tidak ada yang tertutup,” jelasnya.
“Kalau yang tertutup itu kalau naik mobil di tengah (jalan), kalau jalur mobilnya yang kanan-kiri trotoar ya tidak terhalang. Lagi pula naik mobil juga terhalang lihat ke atas, iya kan? Terhalang juga,” tutur Anies.
Politikus independen ini mengaku menghargai setiap masukan yang dilontarkan terkait pembangunan Halte Bundaran HI ini.
Kendati demikian, dia meminta untuk pengkritik melihat dari sudut pandangnya bahwa kehadiran Halte Bundaran HI ini menjadi tempat kesetaraan dalam memandang Patung Selamat Datang.
“Jadi menurut saya kita hormati semua pandangan, kita hargai. Tapi saya juga melihat betapa pentingnya memberikan kesetaraan akses di tempat yang harga tanahnya paling mahal di Republik ini. Biarkan rakyat kebanyakan bisa menikmati tempat view yang dulunya hanya bisa dinikmati oleh mereka yang bisa membayar restoran-restoran mahal di sini,” pungkasnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Sejarawan Indonesia JJ Rizal kembali berkomentar terkait pembangunan Halte Bundaran HI yang menutupi pandangan ke arah Patung Selamat Datang.
Terlebih pada Jumat malam (7/10/2022) ada agenda hendak meresmikan Halte Bundaran HI yang ingin dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meski tahap revitalisasi belum selesai digarap.
"Ini acara menurut saya menggambarkan kegelisahan yang luas terkait bagaimana pembangunan halte Jakarta itu bertabrakan dengan kepentingan pelestarian budaya," kata JJ Rizal saat dihubungi media, Sabtu (8/10/2022).
Lebih lanjut, Rizal menuturkan bahwa pihak PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) menutup mata seolah tidak peduli terhadap keberadaan bangunan cagar budaya.
"Saya melihatnya Tj menutup mata sama sekali keberadaan cagar budaya, dan menurut saya siapa pun tahu itu bangunan warisan Soekarno," tuturnya.
Ada pun yang menjadi permasalahan adalah PT TransJakarta tidak memperhatikan kawasan cagar budaya dan melakukan upaya yang bertolakbelakang dengan pelestarian.
"Tapi persoalan besarnya adalah pemanfaatan untuk keperluan yang baru itu harus memperhatikan cagar budaya, problemnya pada Tj ini mereka tidak memperhatikan, justru melakukan sesuatu yang bertolakbelakang dengan upaya pelestarian," lanjutnya.
PT TransJakarta dinilai membangun halte dengan konsep arsitektur ruang gigantis yang merusak rona kawasan. (agr/ree)
Load more