Jakarta - Sejak munculnya laporan penyakit gagal ginjal akut misterius di Indonesia, yang hingga Oktober 2022 sudah mencapai 42 kasus, Dinas Kesehatan DKI Jakarta meminta warga mewaspadai penyakit gagal ginjal akut misterius, yang sebagian besar menimpa anak-anak usia di bawah enam tahun.
"Perhatikan frekuensi dan jumlah buang air kecil, jika berkurang dari biasanya atau bahkan tidak buang air kecil sama sekali, maka jangan tunda untuk berobat," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Dwi Oktavia di Balai Kota Jakarta, Jumat.
Dinas Kesehatan DKI menjelaskan gejala awal gangguan ginjal akut misterius di antaranya demam, diare, muntah, serta batuk dan pilek. Kemudian, gejala lanjutan di antaranya jumlah urine dan frekuensi buang air kecil berkurang, badan membengkak, penurunan kesadaran dan sesak nafas.
Jika ditemukan gejala demam, diare, muntah, frekuensi buang air kecil berkurang, sebaiknya dalam 12 jam harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan. Semakin cepat terdeteksi, semakin baik perbaikan penyakit jika ditangani khusus.
Beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk mencegah gangguan ginjal adalah dengan mencukupi kebutuhan cairan harian sesuai usia, konsumsi makanan lengkap dan gizi seimbang. Selain itu juga perlu menerapkan pola hidup sehat dan hindari mengonsumsi obat keras terbatas tanpa resep dokter.
Pihaknya meminta masyarakat tidak panik namun tetap waspada terutama jika jumlah dan frekuensi buang air kecil anak berkurang. Gangguan ginjal akut misterius merupakan kondisi ketika ginjal tiba-tiba tidak dapat menyaring limbah dari darah dan tanpa diketahui penyebab utamanya.
Penyebab pasti dari gangguan ginjal itu belum diketahui dan masih dalam investigasi. Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI, sejak 1 Januari hingga 13 Oktober 2022, ada 42 laporan kasus gagal ginjal akut misterius pada anak di Jakarta.
Load more