Jakarta - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta para pejabat kepolisian untuk mengerem dan memperhatikan gaya hidup mereka yang berpotensi menimbulkan kecemburuan sosial di tengah situasi sulit saat ini.
Menurutnya, kecemburuan sosial itu akibat gaya hidup mewah para pejabat kepolisian yang berpotensi menimbulkan letupan sosial di masyarakat.
Presiden Jokowi mengatakan gaya hidup mewah merupakan kebiasaan yang sebaiknya ditinggalkan sebagai masa lalu saja oleh para pejabat kepolisian.
Sebab, mereka tidak lagi bisa menyembunyikan gaya hidup mewah dengan keberadaan media sosial yang membuat rakyat bisa memantau keseharian para pejabat kepolisian.
Presiden Jokowi juga menyampaikan gaya hidup mewah menjadi isu keempat dalam daftar keluhan terbanyak masyarakat terhadap institusi Kepolisian RI (Polri) dari laporan yang didapatnya.
"Jadi keluhan masyarakat terhadap Polri 29,7 persen itu sebuah persepsi karena pungutan liar. Polri mencari-cari kesalahan nomor tiga. Itu 19,2 persen. Dan keempat hidup mewah yang tadi saya sampaikan," kata Presiden Jokowi.
Dia mengingatkan polisi adalah aparat penegak hukum yang paling dekat dengan rakyat sehingga para personelnya harus selalu diingatkan untuk menjunjung tinggi pelayanan masyarakat.
"Jangan sampai masyarakat itu menjadi hilang atau kurang kepercayaan karena Polri adalah pengayom masyarakat," paparnya.
Presiden Jokowi menjelaskan Polri sempat menjadi aparat penegak hukum dengan tingkat kepercayaan publik tinggi sebesar 80,2 persen pada November 2021 berkat keterlibatan dalam kerja penanganan pandemi Covid-19 serta memfasilitasi vaksinasi Covid-19.
Akan tetapi, kepercayaan publik itu turun drastis menjadi 54 persen per Agustus 2022 dengan adanya peristiwa yang melibatkan mantan Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo sebagai titik balik citra Polri di mata masyarakat. (ant/nsi)
Load more