Jakarta - Penjabat (PJ) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono menyambangi kantor Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk melakukan rapat membahas kolaborasi dan sinergitas Kemenhub dengan Pemprov DKI terkait integrasi transportasi di wilayah DKI Jakarta.
Rapat ini terbilang mendadak sebab baru diagendakan setelah selesai apel penanganan kemacetan lalu lintas bersama Dinas Perhubungan di Lapangan Silang Monas pada Senin (24/10/2022).
Dalam pertemuan itu, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumardi menyampaikan bahwa rapat tersebut membahas agar transportasi khususnya di Provinsi DKI, bisa lebih terintegrasi dan memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat DKI Jakarta dan sekitarnya.
"Hari ini kita melaksanakan satu koordinasi cukup penting mengingat Jakarta adalah satu role model bagi kota-kota yang lain dan transportasi adalah satu kegiatan yang sering jadi top of mind, baik kemudahan kesusahannya dan tentunya kemacetan," terang Budi di kantornya, Senin (24/10/2022).
Budi menuturkan, dirinya senang bila hal ini mendapat perhatian khusus dari Gubernur DKI Jakarta.
"Saya senang Pak Gubernur konsen dengan issues ini, bahkan tahap 3 maupun ke Ancol nah ini akan kita bahas lebih banyak," ujarnya.
Lebih lanjut, Menhub Budi menyampaikan terkait adanya tambahan dua negara yang menjadi investor baru untuk proyek pembangunan MRT fase 3.
"Dan yang menggembirakan adalah untuk MRT investornya bukan saja Jepang, tetapi sudah ada dari Korea dan dari UK Inggris," ungkapnya.
Budi berharap kerja sama dengan dua negara tersebut segera diresmikan pada bulan November mendatang saat kegiatan G20.
"Oleh karenanya kita harapkan dalam kegiatan G20 kita akan melakukan MoU dengan ketiga negara tersebut," ucap dia.
Dia menambahkan, bahwa pihaknya telah bersinergi dengan Pemprov DKI serta jajarannya untuk segera merampungkan proyek tersebut.
"Saya bersama Pak Gubernur menugaskan teman-teman untuk segera berkoordinasi agar itu bisa berjalan dengan baik," katanya.
Untuk diketahui, PT MRT Jakarta mendorong keterlibatan swasta dalam pembangunan fase 3 (East-West Line) dan fase 4. Ditargetkan sektor swasta bisa mengambil peran hingga 40 persen dari total pembiayaan yang diperkirakan mencapai hampir Rp200 triliun.
Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda), Wiliam Sabandar mengatakan, pada fase awal yakni fase 1 dan 2 keseluruhan pembangunan mengandalkan dukungan pembiayaan dari pemerintah melalui kemitraan dengan JICA.
"Jalur Timur-Barat [East-West] diupayakan tidak harus ke pemerintah saja. Perhitungan kita untuk pendanaan itu 60 persen pemerintah dan 40 persen swasta," kata William, Kamis (30/6/2022). (rpi/ito)
Load more