Jakarta - Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani menyatakan Komisi IX bakal memanggil Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terkait kasus gangguan ginjal akut.
Diketahui, kasus gangguan ginjal akut yang menyebar di Indonesia ini sudah mengakibatkan ratusan anak meninggal dunia. Pemerintah menduga penyakit ini disebabkan oleh obat paracetamol sirup yang mengandung Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG).
"Tentu ini akan menjadi agenda raker dan RDP Komisi IX pada masa sidang nanti," kata Politikus PKS kepada tvOnenews, Kamis (27/10/2022).
Namun, Netty mengaku pihaknya masih belum menentukan tanggal untuk rapat kerja (raker) dan Rapat Dengar Pendapat (RDP) tersebut.
"Kalau tanggal, nanti disepakati. Yang jelas, secepatnya," imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, Kementerian Kesehatan mengatakan angka kematian akibat gangguan ginjal akut di Indonesia mencapai 56 persen.
“Perkembang kasus gagal ginjal akut per 24 Oktober ini, terdapat 255 kasus dari 26 Provinsi dan yang meninggal sebanyak 143, atau angka kematiannya 56 persen. Dari data ini ada, 10 kasus dan 2 kasus kematian merupakan kasus yang lama dan terlambat dilakukan penanganannya pada bulan September dan awal Oktober 2022 jadi bukan kasus baru ya,” kata Jubir Kemenkes, Mohammad Syahril, melalui Konferensi Pers pada Selasa (25/10/2022) secara daring.
Syahril menambahkan, Surat edaran Kementrian Kesehatan pada tanggal 18 Oktober yang meminta untuk melarang penggunaan atau penjualan obat sementara telah berhasil mencegah penambahan kasus baru di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo sebagai rumah sakit rujukan nasional ginjal.
Menurut dia, sejak 22 Oktober yang lalu, tidak ada pasien baru yang dilaporkan.
“Kemudian, Surat Edaran Kementrian Kesehatan, pada 18 Oktober yang meminta untuk melarang penggunaan, sekaligus menjual, dan meresepkan di fasilitas layanan kesehatan, di rumah sakit, puskesmas, apotek, sementara telah berhasil mencegah penambahan kasus baru di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo sebagai rumah sakit rujukan nasional ginjal. Tidak ada pasien baru sejak 22 oktober yang lalu,” lanjut Syahril. (saa/ito)
Load more