Sambungnya katakan, peristiwa tersebut tergolong lucu, sebab momentumnya bertepatan pasca Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko bicara soal ancaman radikalisme dan jelang agenda G-20 di Pulau Bali.
Sementara, ia katakan, masih ada realita yang perlu diperhatikan di Indonesia, baik berupa ancaman-ancaman yang lebih serius.
"Baik aspek keamanan (teroris separatis OPM), hukum (aparat penegak hukum yang hancur integritasnya), maupun ekonomi (ancaman resesi)," ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, erkuak sepak terjang wanita berpistol yang menodongkan senpi jenis FN ke anggota Pasmpampres di Istana Negara, pada Selasa (25/10/2022) pagi hari.
Hal itu di beberkan Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), R Ahmad Nurwakhid. Dia ungkapakan, bahwa wanita berpistol itu bernama Siti Elina (SE), yang memiliki paham radikal.
Tak hanya itu saja, Dirut BNPT R Ahmad Nurwakhid juga menguak tentang sepak terjangnya SE selama ini dan SE sangat mendukung satu di antara organisasi masyarakat yang telah dibubarkan pemerintah.
"Siti Elina memiliki pemahaman radikal dan Siti Elina juga mendukung salah satu ormas radikal yang telah dibubarkan pemerintah, yaitu HTI," beber Dirut BNPT R Ahmad Nurwakhid.
Bahkan, dari data yang dihimpun BNPT, bahwa SE selama ini juga diketahui sering mengunggah propaganda khilafah melalui akun media sosial milik pribadinya.
Load more