Jakarta - Pengungkapan kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat telah memasuki babak baru setelah dilaksanakan sidang. Adapun kini terbongkar, Acay ungkap mimik wajah tenang Bharada E seusai eksekusi tembak mati Brigadir J, Sabtu (29/10/2022).
Kasus pembunuhan berencana yang didalangi oleh Ferdy Sambo Mantan Kadiv Propam Polri ini telah menyita perhatian publik selama tiga bulan terakhir. Karena belum terungkapnya beberapa fakta, motif dibalik pembunuhan Brigadir J hingga terlibatnya sejumlah anggota polisi dalam perintangan proses penyidikan.
Terbongkar! Acay Ungkap Mimik Wajah Tenang Bharada E Seusai Eksekusi Tembak Mati Brigadir J.
AKBP Ari Cahya Nugraha alias Acay dan Bharada Richard Eliezer. (Tim Tvonenews/Julio Trisaputra)
Mantan Kanit I Subdit III Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, AKBP Ari Cahya Nugraha atau Acay mengaku tidak kenal dengan Richard Elizier alias Bharada E yang merupakan ajudan mantan Kepala Divisi Propam Polri, Ferdy Sambo. Tetapi, Acay kenal dengan Ricky Rizal.
Acay memang sempat ditelepon oleh Sambo, terdakwa kasus pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J saat lagi di Kantor Bareskrim pada Jumat, 8 Juli 2022. Saat itu, Acay diminta Sambo untuk ke rumahnya.
Kemudian, Acay bersama terdakwa AKP Irfan Widyanto berangkat menggunakan sepeda motor ke rumah Sambo yang ada di kawasan Bangka, Jakarta Selatan. Ternyata, di rumah tersebut tidak ada aktivitas apa-apa. Sehingga, Acay menghubungi ajudan Sambo bernama Daden.
Awalnya, Daden tidak menjawab sambungan telepon dari Acay. Tak lama kemudian, Acay dihubungi Daden memberitahu kalau Kepala Divisi Propam Ferdy Sambo ada di rumahnya Duren Tiga, Jakarta Selatan. Setelah itu, Acay bergerak sama Irfan ke rumah dinas Duren Tiga.
Begitu tiba di Rumah Duren Tiga, Acay melihat Sambo sedang menelepon sambil merokok di garasi. Tapi, Acay tidak mengetahui siapa yang dihubungi oleh Sambo saat itu. Akhirnya, Acay menyapa Sambo saat rokoknya mati.
“Mohon izin jenderal, Ari Cahya jenderal. Mohon perintah jenderal. Disampaikan tidak ada, beliau hanya ngajak ikut masuk,” kata Acay.
Begitu masuk lewat garasi, Acay kaget sempat melihat ada yang tergeletak. Lalu, Acay kembali bertanya kepada Ferdy Sambo dan dijawab bahwa seseorang yang tergeletak adalah Brigadir Yosua yang merupakan ajudannya.
“Posisinya masih di dapur, terlihat seseorang tergeletak di sebelah tangga. Mohon izin jenderal, itu siapa? Yosua. Kenapa jenderal? Kurang ajar dia, sudah melecehkan ibu. Terus kenapa tergeletak? Saya lupa secara persis, apakah tembak-menembak atau ditembak,” jelas dia.
Selanjutnya, Acay melihat Sambo mendekati jenazah Yosua. Lalu, Ricky dan Richard seperti menghampiri Sambo yang merupakan komandannya. Kemudian, Acay sempat bertanya kepada Ricky yang merupakan bekas ajudan Sambo saat menjabat Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri.
“Saya tanya ke Ricky, karena saya tau Ricky. Kenapa saya tau Ricky. Ricky kan mantan ajudan bapak saat jadi Dirtipidum, kalau Richard enggak tau. Saya tanya Ricky, ada apa? Iya ndan ada tembak-menembak dengan Yosua sambil dia menunjuk ke arah Richard yang ada di sebelah kanan saya,” ungkapnya.
Selanjutnya, Acay bertanya kepada terdakwa Richard perihal yang disampaikan oleh Ricky. Saat itu, Acay melihat Richard mimiknya tenang meski sudah menembak Yosua. “Saya tanya, kamu Richard? Siap ndan. Kamu yang nembak? Dengan mimik yang tenang, dia mengatakan siap ndan saya yang nembak. Saya enggak banyak tanya,” pungkasnya.
Ferdy Sambo Perintah Bharada Richard Eliezer Tembak Yosua
Dalam dakwaan, terdakwa Sambo sempat bertanya ke Bripka Ricky Rizal berani atau tidak menembak Brigadir J. Namun, Ricky Rizal menolak lantaran tidak memiliki mental yang kuat untuk menembak rekannya itu.
"Tidak berani pak, karena saya enggak kuat mentalnya pak," kata jaksa.
Selanjutnya, Ferdy Sambo memanggil Bharada Richard Eliezer dan memerintahkannya untuk menembak korban Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) karena Putri Candrawathi dilecehkan di Rumah Magelang pada 7 Juli 2022. Padahal, terdakwa Sambo mendapat cerita sepihak dari saksi Putri yang belum pasti kebenarannya.
Atas pertanyaan Sambo itu, kata jaksa, saksi Richard Eliezer menyatakan bersedia untuk melaksanakan perintah pimpinannya. Saat diceritakan soal Putri dilecehkan Brigadir J, lanjut jaksa, Richard Eliezer tergerak hatinya untuk turut menyatukan kehendak terdakwa Sambo.
“Siap komandan,” lanjut jaksa.
Load more