Jakarta - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menceritakan pengalamannya saat mencari obat fomepizole untuk pasien kasus gagal ginjal akut.
Dia berujar Kemenkes memiliki hipotesa bahwa penyakit ini disebabkan oleh keracunan etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG).
"Kita kemudian mencari antidom-nya dan sudah ada waktu itu fomepizole dan kita langsung mencari karena di Indonesia enggak ada," kata Budi di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (2/11/2022).
Ia lalu langsung menghubungi Kemenkes Singapura untuk membeli obat tersebut. Menurut dia, Singapura memiliki obat-obatan emergency stock.
"Kita lihat ada di Singapura sehingga kita bisa beli 30 vial. Kita mesti telepon Kemenkesnya Singapura karena itu obat cadangan mereka," jelasnya.
Ia mengaku Indonesia bisa membeli 30 vial obat fomepizole karena dirinya dengan Menkes Singapura memiliki hubungan pribadi.
"Karena saya ada hubungan pribadi saya bisa dapet 30 vial, tapi mesti beli," kata dia.
Selain itu, dia mengatakan juga mencari ke Australia dan langsung menelepon Menkes. Dari situ, Indonesia bisa mendapat 16 vial tanpa harus membeli.
Kemudian, Budi juga menemui perwakilan Kemenkes Jepang dan Kanada saat acara prevent G20 pekan lalu. Total ada 200 vial yang didapat dari dua negara itu.
"Terakhir ketemu minggu lalu meeting G20, ketemu sama temen-temen Jepang dan Kanada. Akhirnya minta juga ke mereka di kasih 200 vial dan cepat sudah datang," jelasnya.
Ia berkeyakinan obat yang dimiliki Indonesia cukup untuk 35 pasien. Sebab pasien gagal ginjal akut ini disebut sudah menurun drastis sejak ada larangan penggunaan beberapa paracetamol sirop.
"Dan pasien kita tinggal 35 sudah menurun drastis. Mungkin sudah 30 ini, kita rasa cukup karena hanya butuh 1-2 ampul per pasien," jelasnya.(saa/chm)
Load more