Jakarta - Hampir empat bulan berlalu, kasus pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo, hingga kini masih menjadi perhatian publik.
Menanggapi persidangan yang telah berjalan, politikus senior Panda Nababan mengatakan dalam kasus pembunuhan Yosua ada kebanggaan lantaran masyarakat Batak terlihat kompak.
Tanpa bermaksud untuk membawa sukuisme, ia menyebut kekompakan masyarakat Batak dalam memperlihatkan solidaritas dianggap mengagumkan.
"Saya pikir Pak Samuel merasakan itu. Dari keluarga Hutabarat, Simanjuntak, belum lagi dari kami-kami ini," kata Panda dalam acara Dua Sisi tvOne
Menurut dia, jika tak ada sikap atau karakter seperti itu maka proses hukumnya mungkin akan beda. Belum lagi, pihak keluarga terutama Ibu Yosua, Rosti Simanjuntak yang kerap menyuarakan jeritan hatinya imbas pembunuhan terhadap putranya tersebut.
"Tapi, dengan jeritan sikap itu segala macam, itu punya dampak yang begitu besar. Kalau tidak akan cincay, selesai," tutur eks Anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) tersebut.
Dia menyebut kultur seperti itu mengambil peran besar. Pun, Panda menyinggung persidangan akan jadi perhatian saat Ferdy Sambo Cs duduk di kursi terdakwa dengan dicecar pertanyaan dari jaksa dan hakim.
"Ini kan belum selesai memeriksa. Baru satu, dua hari ini. Terdakwa kan belum diperiksa. Di situ nanti masyarakat akan tahu maafnya itu sandiwara atau tidak," sebut Panda.
Panda juga mengaitkan dengan pernyataan ibu Yosua, Rosti Simanjuntak terkait permintaan maaf Sambo dan istrinya Putri Candrawathi. Lalu, tuduhan dugaan pelecehan seksual oleh Yosua yang dilempar kubu Sambo.
"Dan, juga saya pikir diingatkan Pak Gayus (Gayus Lumbuun), contempt of court, satu penghinaan di pengadilan itu bisa dipidanakan," lanjut Panda.
"Nanti cerita pelecehan ini masih diterus-teruskan oleh pengacaranya, Ibu Rosti dan keluarga bisa mengadukan fitnah, bisa memperkarakan gitu loh," tutur Panda.
Meski demikian, ia masih percaya dengan jalannya persidangan serta hakim dan jaksa yang memiliki kredibilitas.
"Saya percaya dengan jalannya persidangan ini dengan kredibilitas jaksa, hakim yang begitu apa, itu nanti akan ada tuh kejutan-kejutan, surprise-surprise yang menelanjangi, membuka tabir-tabir kebohongan," sebut Panda.
Dia menekankan hal itu akan terlihat saat Sambo Cs dicecar di kursi terdakwa persidangan. Menurutnya, pernyataan Sambo Cs benar atau tidak akan terbukti nanti,
"Itu masyarakat akan kelihatan, jutaan masyarakat akan melihat. Sama itu ibu Rosti tadi dari matanya, dari apanya, itu akan telanjang. Gitu loh. Di situ dia tak akan buat tabir lagi," ujar Panda.
Ibunda Brigadir J, Rosti Simanjuntak (tangkapan layar Dua Sisi tvOne)
Ibu almarhum Brigadir J, Rosti Simanjuntak mengungkapkan unek-uneknya atas permintaan maaf terdakwa Ferdy Sambo yang dilakukannya dalam persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Rabu (2/11/2022).
Rosti Simanjuntak mengungkapkan perasaannya dalam acara Dua Sisi tvOne yang tayang pada Kamis (3/11/2022) malam. Rosti Simanjuntak mengaku baru pertama kali bertemu langsung dengan sosok pembunuh anaknya Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi di persidangan.
"Iya benar baru pertama kali bertemu fisik dengan Ferdy Sambo dan Putri," kata Rosti di Dua Sisi tvOne tadi malam.
Rosti Simanjuntak mengaku sangat menunggu momen pertemuan langsung dengan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi yang telah membunuh anak kesayangannya Brigadir J.
"Sesudah peristiwa pembunuhan kepada anak kami yang sudah dilakukan Ferdy Sambo beserta Putri dan komplotannya, saya memang menunggu momen yang sangat tepat ini, atau momen bertemu fisik dengan Ferdy Sambo dan Putri," ungkapnya.
Rosti mengaku penasaran dengan sikap seperti apa yang akan ditunjukkan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi setelah mereka melakukan pembunuhan terhadap Brigadir J.
"Tapi saya lihat di sana Ferdy Sambo masih menunjukkan keangkuhannya, dia masih merasa mempunyai kekuasaan, pangkat, jabatan maupun keberadaannya yang sebagaimana ia terapkan dalam kesehariannya mungkin," kata Rosti.
"Saya melihat wajahnya, mimiknya, pandangan matanya, dan cara duduk dia dan memandang disana kan akan menunjukkan sifat setiap karakter manusia. Secara psikologi itu masih menunjukkan keangkuhan dan kecongkakkan," tuturnya.
Bahkan Rosti Simanjuntak menanggapi permohonan maaf Ferdy Sambo yang dilakukannya di persidangan. Ibunda Brigadir J menyebut permintaan maaf Ferdy Sambo tidak tulus.
"Harus menggunakan hati nurani sebagai manusia yang beretika dan bermoral, yang sudah melakukan pembunuhan kepada anakku secara sadis. Tapi disana ia masih tetap mengatakan tidak lepas dari perbuatan anak ibu dan juga anak bapak," katanya.
Rosti menyebut jika permintaan maaf Ferdy Sambo tidak tulus dalam hati.
"Jadi permintaan maafnya saja hanya di bibir saja, tidak tulus dan tidak jujur dari dalam hati," katanya.
Meski begitu ketika disinggung, apakah Rosti menerima permohonan maaf Ferdy Sambo?
"Menerima maaf orang kita diajarkan setiap agama, agama apa saja. Kita diajarkan saling memaafkan, saling mengampuni. Tapi seperti juga saya akan kembalikan kepada dia tidak lepas dari hukum, mari pertanggung jawabkan perbuatan dia sebagaimana hukum yang berlaku di negara kita, sesuai perbuatannya," pungkasnya. (viva/muu/Mzn)
Dapatkan juga informasi lainnya di YouTube tvOnenews.com:
Load more