Jakarta - Direktur Eksekutif Lingkar Madani Ray Rangkuti menduga ini alasan Presiden Jokowi berani mengatakan tahun 2024 adalah jatahnya Prabowo Subianto menang pilpres.
Salah satunya adalah untuk menahan suara Anies Baswedan mengalami peningkatan. Pasalnya, Anies juga cocok dengan basis pemilih Prabowo.
"Prabowo dan Anies itu berebut suara di banyak kantong pemilih. Jawa Barat, Sumatra, Sulawesi adalah basis suara keduanya. Di pulau dan provinsi ini, suara Prabowo dan Anies terus-menerus saling gerus," Ray kepada wartawan, Rabu (9/11/2022).
"Dengan terus mendorong Pak Prabowo melaju, maka potensi Anies meraup suara di kantong-kantong non-Ganjar dapat ditahan," lanjutnya.
Selain itu, RI 1 memiliki kepentingan mendorong Prabowo maju capres untuk menghindari hanya ada dua pasangan capres yang mengikuti kontestasi pilpres.
"Pengalaman pilpres 2019 lalu cukup menimbulkan ketegangan disebabkan hanya ada dua pasangan capres. Politik identitas kuat dan berpotensi mengakibatkan keterbelahan warga negara," jelasnya.
Menurut Ray, ketika tiga pasangan capres maka akan diisi oleh capres Prabowo, Ganjar dan Anies. Dia menduga Ganjar akan diusung oleh Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bentukan PAN, PPP dan Partai Golkar.
"Jadi, sekalipun misalnya harus satu putaran, itu artinya menempatkan Pak Prabowo vs Ganjar di putaran kedua," ujar dia.
Lebih lanjut, Ray menyebut tren suara Prabowo belakangan ini tidak memiliki peningkatan. Dengan datangnya dukungan dari Jokowi, maka bisa meningkatkan perolehan suara saat ini.
"Tentu akan dapat bersinar lagi setelah setidaknya dua kali Pak Jokowi menyebut nama beliau sebagai capres. Jelas implikasi penyebutan nama itu sangat berarti bagi Pak Prabowo," tandas dia. (saa/nsi)
Load more