Jakarta - Pernyataan bernada dukungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto terkait "Jatah Pak Prabowo" menjadi presiden dianggap ada kaitannya dengan Anies Baswedan.
Direktur Eksekutif Indonesia Politic Opinion Dedi Kurnia Syah mengatakan pernyataan Jokowi itu bisa dimaknai sebagai upaya memecah kristalisasi pendukung Anies.
"Pertama, Jokowi ingin memecah konsentrasi pendukung Anies agar kembali ke Prabowo. Bagaimanapun Prabowo dan Anies miliki basis suara yang sama. Bahkan, Anies sejauh ini cukup signifikan mendapat limpahan simpati dari pemilih Prabowo sebelumnya," ungkap Dedi dalam keterangannya, Rabu (9/11/2022).
Kesimpulan itu dia buat setelah melihat intensitas pernyataan terbuka Jokowi mendukung Prabowo kian meningkat setelah Partai NasDem memastikan mengusung Anies sebagai capres 2024.
"Intensitas dukungan statement Jokowi mengemuka sejak NasDem usung Anies Baswedan sehingga situasi ini bisa miliki dua makna," kata dia.
Selain untuk memecahkan konsentrasi pemilih Anies, Jokowi sebenarnya tak sungguh-sungguh mendukung Prabowo.
Sebab, di partainya, PDIP masih punya calon sendiri. Jokowi tentu akan lebih memilih calon dari internal PDIP sebelum melirik partai lain.
"Jokowi pada dasarnya tidak sungguh-sungguh dukung Prabowo karena masih ada potensi Puan Maharani atau Ganjar Pranowo diusung PDIP. Jokowi tentu akan lebih berat dukung kader PDIP," jelasnya.
Berdasarkan analisisnya itu dia berharap Prabowo tak terbawa perasaan (baper). Sebab, kata dia, bisa saja pernyataan orang nomor satu di Indonesia itu hanya strategi membuat Prabowo terlena.
"Dengan situasi itu, Prabowo ada baiknya tidak mengambil perasaan dukungan Jokowi itu. Dalam politik semua hal bermata dua. Ada yang terlihat mengemuka dan tersembunyi. Bisa saja ini strategi Jokowi agar Prabowo terlena," tandasnya. (rpi/nsi)
Load more