Jakarta - Kostrad mengklarifikasi adanya pemberitaan mengenai hilangnya diorama Penumpasan G30S PKI di Museum Kostrad yang belakangan ramai menyusul pernyataan dari Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.
"Bahwa tidak benar Kostrad mempunyai ide untuk membongkar patung Pak Harto, Pak Sarwo Edhie, dan Pak Nasution yang ada dalam ruang kerja Pak Harto di Museum Dharma Bhakti di Markas Kostrad," demikian Kapen Kostrad, Kolonel Inf Haryantana, melalui rilis tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Dalam rilis itu juga disebutkan bahwa pada hari Senin, tanggal 30 Agustus 2021, Panglima Kostrad ke-34 Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution didampingi Kaskostrad dan Irkostrad bersilaturahmi kepada Pangkostrad yang bertujuan meminta untuk pembongkaran patung-patung tersebut.
"Bahwa pembongkaran patung-patung tersebut atas keinginan dan ide Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution, karena pada saat menjabat Pangkostrad periode 9 Agustus 2011 sampai dengan 13 Maret 2012 beliau yang membuat ide untuk pembuatan patung-patung tersebut," demikian rilis itu.
"Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution meminta untuk patung-patung yang telah dibuatnya untuk dibongkar demi ketenangan lahir dan batin, sehingga pihak Kostrad mempersilahkan."
Melalui rilis itu Kostrad juga menegaskan tidak benar Kostrad menghilangkan patung sejarah penumpasan G30S/PKI. "Pembongkaran patung-patung murni keinginan Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution sebagai pembuat ide."
Sebelumnya mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menyampaikan indikasi adanya penyusupan kembali pendukung PKI ke tubuh TNI.
Hal itu ia buktikan dengan diputarkannya video pendek yang menggambarkan hilangnya sejumlah bukti-bukti penumpasan G30S/PKI di Museum Dharma Bhakti di Markas Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) di kawasan Gambir Jakarta Pusat. (ito)
Load more