Jakarta - World Health Organization (WHO) menyebut 1 dari 10 anak lahir prematur. Hal tersebut artinya diperkirakan ada 15 juta anak di dunia lahir prematur setiap harinya.
Hal itu dikarenakan fungsi organnya yang belum terbentuk sempurna ketika dilahirkan. Untuk itu perawatan anak prematur menjadi hal yang krusial untuk diperhatikan, sehingga anak bisa dapat tumbuh kembang dengan optimal.
Orangtua yang melahirkan anak prematur memiliki harapan yang lebih banyak terkait pertumbuhan dan perkembangan anak. Untuk itu perlunya peran orangtua dalam mengetahui apa saja yang harus dilakukan.
Menyambut hari prematur sedunia yang berlangsung pada 17 November, Danone Indonesia mengadakan webinar dengan tema 'Peran Orangtua untuk Dukung Anak Prematur Tumbuh Sehat dan Berprestasi'.
Acara ini turut menghadirkan tokoh-tokoh yang ahli dalam bidangnya seperti:
1. Prof. Dr. dr. Rinawati Rohsiswatmo, SpA(K) - Dokter Spesialis Anak Konsultan Perinatologi dan Neonatalogi
2. Irma Gustiana Andriani, M.Psi – Psikolog Anak dan Pendiri Klinik Psikologi Ruang Tumbuh.
Terkait bayi prematur, tak hanya faktor anak saja yang perlu dipantau. Namun faktor keluarga dan lingkungan juga perlu untuk diperhatikan.
"Risiko tinggi (KDRT, riwayat penganiayaan anak, kemiskinan, dan tunawisma), penyalahgunaan obat oleh orangtua, riwayat ganguan jiwa pada orangtua dan gangguan perkembangan pada orangtua," ujar Rinawati, Selasa (15/11/2022).
Lebih lanjut, Rinawati juga menyebut follow up rutin harus dilakukan lebih sering dari bayi tanpa risiko tinggi dan dimulai secepatnya setelah bayi dipulangkan dari perawatan.
Perkembangan anak menjadi aspek yang sangat penting bagi orangtua, terdapat spek perkembangan anak yang perlu diperhatikan berupa perkembangan kognitif, bahasa, motorik haluk dan kasar, sensori hingga sosial dan emosi.
Irma Gustiana Andriani membeberkan faktor-faktor yang harus diperhatikan oleh orangtua terkait hal yang mempengaruhi tumbuh kembang.
"Genetika (kakek nenek, orangtua), lingkungan (status gizi, sosial ekonomi, teman sebaya, sekolah, stimulasi dan gaya pengasuhan, kualitas pengasuhan)," ucapnya.
Tak hanya memperhatikan faktor tersebut saja, kondisi psikologis orangtua juga rupanya perlu diperhatikan.
"Ketidaksipan mental, ibu mengalami postparfum emotion, ibu mengalami breasfeeding challenge, kurang percaya diri, kelelahan, kekhawatiran tentang jumlah ASI, kemampuan finansial, masalah keluarga, dukungan pasangan, standar sosial kesehatan anak stigma tentang anak prematir," lanjut Irma.
Irma juga menegaskan bahwa anak prematur adalah anak yang istimewa.
"Mereka bisa tumbuh kembang optimal dan berprestasi," tutupnya. (ree)
Load more