Jakarta - Ulah Bjorka semakin menggila, saat di mana Indonesia menjadi tuan rumah acara KTT G20, yang berlangsung di Nusa Dua, Bali.
Pasalnya, hacker Bjorka kembali membuat heboh publik, karena telah menjual 3,2 miliar data pengguna yang diklaim berasal dari aplikasi PeduliLindungi di forum Breached.
Seperti diketahui, sebelumnya kelakuan hacker Bjorka ini telah menjual data yang diduga milik MyPertamina. Dan yang paling mirisnya, di saat Indonesia menjadi tuan rumah acara KTT G20, hacker Bjorka malah membuat hal gila dengan menjuat data dari aplikasi PeduliLindungi.
Bjorka jual data yang diklaim dari aplikasi PeduliLindungi.
"PeduliLindungi (roughly translated from Indonesian as "care to protect") is the official COVID-19 contact tracing app used for digital contact tracing in Indonesia. This application is developed by the Indonesian Ministry of Communication and Information Technology (Kemenkominfo), in partnership with Committee for COVID-19 Response and National Economic Recovery (KPCPEN), Ministry of Health (Kemenkes), Ministry of State-Owned Enterprises (Kemen BUMN), and Telkom Indonesia," tulis Bjorka di forum, dikutip dari VIVA, pada Selasa, (15/11/2022).
Bahkan, di dalam forum itu, Bjorka menyebutkan bahwa aplikasi PeduliLindungi adalah aplikasi untuk pelacakan kontak Covid-19 yang dirancang oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Hacker Bjorka menyebut aplikasi sebelumnya dikenal sebagai TraceTogether. Akan tetapi kemudian, berubah namanya menjadi PeduliLindungi karena aplikasi di Singapura mempunyai nama yang sama.
Foto Ilustrasi Hacker Bjorka
Masih dilansir dari VIVA, jumlah file yang dikompres mencapai 48GB dan sebelum kompres 157GB. Adapun data sensitif yang bocor berupa nama, email, nomor induk kependudukan (NIK), nomor HP, tempat tanggal lahir, ID perangkat, status Covid-19, riwayat masuk, riwayat pelacakan kontak, vaksin dan lain sebagainya.
Bjorka membanderol harganya US$100.000 atau Rp1,5 miliar. Calon pembeli harus menghubunginya via Telegram dengan format 'I WANT TO BUY DATA [DATA NAME]'.
"OTHER THAN USING THAT FORMAT I WILL IGNORE BECAUSE I RECEIVE A LOT OF SPAM ON TELEGRAM," lanjutnya, yang diartikan bahwa pesan dengan format yang salah tidak akan diladeni karena dia telah menerima banyak spam serta diharuskan menggunakan bahasa Inggris.
Sebelumnya diberitakan, Bjorka kembali membocorkan data yang diduga milik MyPertamina. Hal itu terlihat dari unggahan terbarunya dengan judul “MY PERTAMINA INDONESIA 44 MILLION” dalam situs BreachForums yang diunggahnya pada Kamis (10/11/2022) pagi.
Bjorka menjual data tersebut sebesar US$ 25 ribu atau sekitar Rp. 392 juta dalam bentuk BitCoin. Dia juga menuliskan keterangan tentang aplikasi MyPertamina.
Seperti yang diketahui bahwa MyPertamina terintegrasi dengan LinkAja dan dalam fungsinya, aplikasi tersebut digunakan dalam membayar BBM non tunai di SPBU Pertamina.
"MyPertamina adalah platform layanan keuangan digital dari Pertamina yang terintegrasi dengan aplikasi LinkAja. Aplikasi ini digunakan untuk pembayaran BBM non tunai di SPBU Pertamina." tulisnya dalam unggahan itu.
Soal data yang dibocorkan, Bjorka mengungkapkan bocoran data itu terdiri dari file kompresi sebesar 6 GB, tidak terkompresi 30 GB, dengan total data mencapai 44,237,264. Pembocoran data ini dilakukan Bjorka pada November 2022.
Data tersebut berisi, nama lengkap pengguna MyPertamina, nomor ponsel, jenis kelamin, Nomor Induk Kependudukan (NIK), dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Data itu disinyalir berisi alamat tempat tinggal, alamat email, gaji atau penghasilan.
“PRICE $25K USD. BTC ONLY," tulis Bjorka, yang kini punya akun Twitter @bjorkapipa, dikutip Kamis (10/11/2022).
Bjorka memberikan sampel bocoran data tersebut, yaitu berisi akun dan transaksi.
Pembocoran data MyPertamina sendiri sudah direncanakan Bjorka pada September lalu.
Saat itu, Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga Irto Ginting, sempat menyebut pihaknya sangat memperhatikan data konsumen.
Irto Ginting mengaku baru mendengar mengenai kabar ini. Ia memastikan bahwa pihaknya akan melakukan pengecekan terlebih dahulu mengenai data puluhan juta akun pelanggan MyPertamina.
“Sedang kita cek,” kata Irto.
Untuk diketahui, sosok yang belakangan ini viral di jagad maya karena diduga merupakan orang yang berada di belakang akun Bjorka, angkat bicara dan memberikan keterangan terkait hal tersebut.
Pemilik akun instagram Muhammad Said Fikriansyah, yang dimention oleh Anonymous Prime dan dituduh sebagai sosok hacker Bjorka dikabarkan menghubungi Polresta Cirebon. Pria asal Cirebon itu juga memberikan pengakuan bahwa dia bukanlah Bjorka.
Saat ditemui di rumahnya, Muhammad Said Fikriansyah atau yang akrab disapa Arif merasa dirugikan oleh tuduhan dari akun voltcyber_v2. Arif merupakan warga Desa Klayan, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon.
Mengetahui namanya dicatut di berbagai sosial media miliknya, membuat Arif meminta perlindungan kepada pihak berwajib.
"Dari kemarin pagi, sudah ramai nama saya ditautkan di berbagai media menuduh, mendesak dan menganggap saya hacker, saya marah karena tuduhan itu," ujar arif, dilansir dari laman VIVA, Kamis (15/9/2022)
Arif tidak diam, remaja 17 tahun itu kemudian menghubungi akun instagram Polresta Cirebon untuk meminta perlindungan.(viva/aag)
Load more