"Sekarang enggak, semua parpol ga berani nyalonin ketua umumnya karena ga populer," ujarnya.
Padahal seharusnya, kata Fahri, parpol diwakili oleh para pendirinya atau oleh ketum atau sekretaris jenderal atau pengurus intinya.
"Ini engga, karena mereka ga populer malah takut," kata Fahri.
"Karena itu, potonglah popularitas itu dengan mengambil proses nominasi, nominasi dulu baru popularitas, bukan popularitas dulu baru nominasi," tandasnya.(rpi/ppk)
Load more