Jakarta - Acara KTT G20 di Bali telah resmi ditutup. Penutupan acara tersebut dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) pada Rabu (16/11/2022).
“Sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada Yang Mulia semua, dan juga selamat jalan and have a save trip.”
“Dan baiklah, dengan ini saya nyatakan, KTT G20 di Bali Indonesia dinyatakan ditutup," ujar Presiden Jokowi.
Sebagai tanda bahwa acaranya ditutup, pria kelahiran 21 Juni 1961 ini mengetuk palu dan memberikan tongkat kepemimpinan kepada Perdana Menteri India Narendra Modi.
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengatakan bahwa forum G20 ini adalah forum ekonimi bukan politik.
“Saya tambahkan bahwa G20 itu adalah forum ekonomi, forum finansial, forum pmbangunan. Bukan forum politik,” tegasnya.
Dengan alasan tersebut, Presiden Jokowi menegaskan untuk tidak mengaitkan acara G20 dengan politik.
“Jadi jangan ditarik-tarik ke politik,” tambahnya.
Dalam keterangan presiden, kepemimpinan Indonesia telah berhasil dalam hal menunjukkan deklarasi dari para pemimpin atau G20 Bali Leaders Declaration, yang mana sebelumnya sempat diragukan oleh banyak pihak.
Deklarasi yang dibahas adalah tentang masalah sikap terhadap perang di Ukraina.
Dan akhirnya para pemimpin G20 menyepakati isi deklarasi, yaitu condemnation perang di Ukraina karena telah melanggar batas wilayah, melanggar integritas wilayah,
“Perang ini telah mengakibatkan penderitaan masyarakat dan memperberat ekonomi global yang masih rapuh akibat pandemi yang menimbulkan risiko terhadap krisis pangan, krisis energi dan potensi krisis finansial,” singgungnya.
Dengan mengungkapkan hal tersebut, G20 membicarakan terkait dengan dampak perang terhadap keadaan perekonomian secara global. Sehingga, ada beberapa hasil yang jelas telah dihasilkan.
Salah satu contohnya adalah terbentuknya pandemic fund yang sampai saat ini telah menghasilkan sebanyak 1,5 Miliar Dolar AS.
Lainnya lagi adalah pembentukan dan operasionalisasi resilient and sustainability trust di bawah IMF dengan jumlah 81,6 Miliar Dolar AS demi membantu negara-negara yang menghadapi masalah krisis.
Selain itu, terbentuk pula energy transition mechanism, terutama untuk Indonesia mendapatkan komitmen dari Just Energy Transition Program sebesar 20 Miliar Dolar AS.
“Komitmen bersama setidaknya 30 persen dari daratan dunia dan 30 persen lautan dunia dilindungi di tahun 2030. Ini sangat bagus dan melanjutkan komitmen mengurangi degradasi tanah sampai 50 persen tahun 2040 secara sukarela.”
“Saya kira hasil yang konkret itu. Meskipun banyak sekali sebetulnya hasil-hasil yang lainnya,” pungkasnya. (MG7/ree)
Load more