Tulungagung, Jawa Timur - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menyelenggarakan Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas) di Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (SATU), Jawa Timur. Kamis (17/11/2022).
Dia pun berharap, PO yang disahkan selaras dengan kebutuhan organisasi. Proses penyusunan PO Muspimnas PMII ini, ada aturan yang ditambah, disesuaikan dan dikurangi. Semua itu demi kebutuhan aturan organisasi yang sesuai dengan tantangan perkembangan ini.
"Nanti akan kita bahas utamanya adalah kaderisasi dan penataan organisasi," kata Abdullah Syukri usai pembukaan.
Pria yang akrab disapa Gus Abe ini menjelaskan, PMII mengalami perubahan arah gerakan di setiap dekade perjalanan bangsa ini. Dimulai tahun 1960, tahun dimana PMII dilahirkan.
Pada dekade 70 hingga 80-an ketika Orde Lama menguat. PMII turut berperan mengantarkan Indonesia ke era Orde Baru. Kemudian, pada dekade 90-an ketika Orde Baru menguat, PMII berperan besar menghantarkan bangsa ini ke pintu gerbang Reformasi.
Alumnus Magister Development and Governance, Institute of Political Science University of Duisburg-Essen, Jerman ini menyatakan, tantangan kader-kader PMII saat ini berbeda dengan kader PMII di era-era sebelumnya.
Dia menyebutkan, tantangan terbesar hari ini adalah kader PMII dihadapkan dengan ancaman krisis pangan, ancaman kepada perdamaian dunia, perubahan iklim, bonus demografi, perkembangan dan percepatan teknologi. Menurutnya, tantangan tersebut merupakan situasi-situasi yang jauh berbeda dengan PMII pada 20 hingga 30 tahun lalu.
"Untuk itu, saya berharap formulasi kaderisasi dan nanti kita akan membahas paradigma PMII yang akan kita kontekstualisasi ulang karena itu sudah ditulis sekitar 20 hingga 30 tahun lalu," ingatnya
Sebagai kader ideologis baik secara keislaman dan kebangsaan, kader PMII diharapkan mampu menjawab perkembangan zaman dan profesi-profesi spesifik. Sehingga bisa menjadi kader pergerakan mahasiswa Islam Indonesia yang paripurna.
"Semoga kita bisa menjawab dan membahas itu dalam Muspimnas PMII. Karena ketika kita tidak membahasnya sekarang, kita harus menunggu dua sampai tiga tahun lagi menunggu Kongres dan menunggu Muspimnas," tambahnya.
Gus Abe mengakui, telah menginstruksikan kader harus menjawab tantangan tersebut sekarang. Maka seluruh rayon, komisariat hingga cabang untuk membawa gagasan masing-masing. Tidak lain bertujuan untuk mengembangkan organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia ini.
'harapannya memperbaiki dan mengembangkan organisasi kita bersama. Selain itu juga merespon isu eksternal pada hari ini," imbuhnya.
Hadir dalam kegiatan tersebut Bupati Kabupaten Tulungagung Maryoto Birowo, Rektor UIN SATU Prof. Dr. Maftukhin, Ketua Umum PB PMII masa khidmat 2021-2024 Muhammad Abdullah Syukri, Majlis Pembina Nasional PB PMII Abdul Muhaimin Iskandar, dan Wakil Menteri Agama KH. Zainut Tauhid Sa’adi.
"Peran mahasiswa sangat penting sebagai katalisator mewujudkan Islam yang rahmatan lil alamin," paparnya.
Selain konservatisme, Wamenag juga mengingatkan PMII akan tantangan revolusi industri 4.0, society 5.0, pasar bebas internet, serta kompetisi dagang global yang semakin terbuka.
Sehingga PMII sebagai wadah pergerakan mahasiswa harus cepat merespon jika tidak ingin tertinggal atau ditinggalkan oleh anggotanya yang telah memiliki ekspektasi serta orientasi masa depan yang berbeda.
Wamenag juga berharap Muspimnas PMII ini akan menghasilkan keputusan atau dokumen strategis yang dapat melahirkan calon-calon pemimpin bangsa yang mampu menjawab tantangan dan peluang Indonesia dalam kancah dunia global.(ppk)
Load more