"Di TNI/Polri itu sudah masuk. Dan bagaimana kita menemukannya dengan cepat dan mengatasinya. Ini kebijakan pimpinan di masing-masing instansi," ungkapnya.
Bahkan dia mengungkapkan bahwa komunitas ini sudah masuk ke internal TNI/Polri sejak tahun 2015. Mereka semakin menyebar luas secara masif melalui media sosial.
"Di Lampung dan di Indonesia ini rata-rata tahun 2015. Mereka masif melalui media sosial (medsos). Makin beriringan dengan medsos inilah. Ada media untuk propaganda," ungkapnya.
Gus Dimyati menceritakan bahwa tahun 2017 lalu ia pergi ke wilayah Manado, Sulawesi Utara, ada anggota TNI yang memanjangkan jenggot dan memakai celana cingkrang.
Ia katakan, anggota itu ketemu dengan bertemu dengan Pangdam hingga kemudian untuk mencukur jenggot dan tidak menggunakan celana cingkrang lagi.
"Padahal anggota TNI itu bertugas di bagian penyimpanan senjata. Sangat berbahaya itu. Bisa jadi juga paham-paham itu masuk ke komunitas kecil TNI/Polri yang memang memegang peranan penting baik di bidang pembinaan mental maupun di bidang persenjataan. Ini sangat berbahaya," paparnya.
Ilustrasi Densus 88 Mabes Polri Bekuk Terorisme
Load more