Gus Dimyati menjelaskan 'Polisi Cinta Sunnah' itu terlebih dahulu bergabung ke kegiatan tabligh. Namun, mereka tidak mendapatkan apa yang dicari dan mencari kajian yang lebih mendalam tentang jihad.
Bahkan, dia sebutkan mereka kemudian ikut bergabung pemahaman Salafi Wahabi dengan mengembangkan kepribadiannya sendiri.
"Alurnya itu biasanya sebagian polisi-polisi itu masuk ke dalam tabligh dulu. Mereka lebih senang menimba ilmu agama disana, ternyata ada sesuatu yang mereka inginkan tidak ditemukan di tabligh. Di tabligh kan bawaannya kan slow, maksudnya tidak mengajarkan jihad-jihad istilahnya itu kan. kurang greget lah dan kurang mantap," imbuhnya.
"Kalau orang-orang tertentukan inginnya yang greget. Mungkin ada peralihan kajian. Kajiannya pindah ke sebelah. Ikut ke kajian temen-temen Salafi Wahabi," sambungnya menjelaskan.
Diketahui, dua (2) oknum anggota Brimob Polda Lampung itu yakni Kompol S dan Bripka L . Kedua polisi yang ditangkap itu diduga memasok senjata ke kelompok teroris.
Densus 88 disebut mengamankan senjata laras panjang, revolver, tiga magazine SS1, serta 800 butir peluru berukuran 5,56 milimeter dan 9 milimeter.
Keduanya ditangkap Densus 88 Antiteror Mabes Polri diduga sebagai pemasok amunisi senjata api kepada terduga teroris berinisial TI, warga Kota Metro, Provinsi Lampung, yang telah ditangkap di Bengkunat, Kabupaten Pesisir Barat.
Sebelumnya diberitakan, Komandan Satuan (Dansat) Brimob Polda Lampung Kombes Wahyu Widiarso buka suara soal kejadian itu. Dia katakan, dirinya belum mengetahui informasi dua anggotanya dibekuk Densus 88 Mabes Polri.
Load more