Jakarta - Program Partai Keadilan Sejahtrea (PKS) yang menyarankan bagi kader PKS yang mampu agar berpoligami dengan janda, menjadi perbincangan publik. Ternyata, program ini ada syaratnya.
"Ini penyiasatan derita korban Covid-19, ini baik ibu maupun yatim agar tidak menjadi korban. Pemikiran dasarnya seperti itu," kata Ketua Dewan Syariah Pusat PKS, Surahman Hidayat melalui pernyataan resmi yang diterima tvonenews.com, Kamis (30/9).
Sesuai arahan Majelis Syura PKS, lanjut Surahman, persoalan dampak Covid-19 yang menimbulkan banyak korban anak yatim perlu mendapat perhatian khusus. "Persoalan ini akan lebih jernih dan tenang kalau dibahas oleh para ibu, karena yang jelas banyak menderita adalah para ibu dengan mengurus anak yatim," papar Surahman.
Diketahui, berdasarkan data per awal September 2021 dari kementerian sosial, sedikitnya ada 25 ribu anak yatim akibat orang tuanya meninggal karena Covid-19. Anak yatim piatu itu tersebar di seluruh provinsi. Terbanyak ada di Provinsi Jawa Barat, kemudian Jawa Tengah dan DKI Jakarta.
Surahman menambahkan, program pembinaan anak yatim sebenarnya merupakan program yang biasa berjalan di internal partai. Namun karena kondisi Covid-19, program ini menjadi program khusus. "Ini dapat momentum jadi program khusus. Kita tekankan persoalan yatim, yatim, yatim," tegas dia.
Ia juga menegaskan bahwa poligami diperbolehkan dalam ajaran agama Islam, terlebih dengan tujuan sakinah, mawaddah, warohmah dan berkontribusi dalam dakwah. "Kita bikin etikanya demikian. Bagi yang punya kemampuan ya silakan bantu itu para fakir miskin, bantu itu anak yatim, dan seterusnya," kata dia. (ito)
Load more