LIVESTREAM
img_title
Tutup Menu
News Bola Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali
Mantan Kepala Bareskrim Polri, Susno Duadji.
Sumber :
  • Tangkapan Layar dari Kanal YouTube ILC

Susno Duadji: Nasib Ismail Bolong Mirip Bharada E, Kasus Tambang Hampir Serupa Seperti Kasus Sambo

Ramai kasus terkait tambang ilegal yang menyeret nama Kabareskrim Polri Komisaris Jenderal Agus Andrianto yang diduga menerima uang setoran tambang tersebut.

Minggu, 27 November 2022 - 13:20 WIB

Jakarta – Ramai kasus terkait tambang ilegal yang menyeret nama Kabareskrim Polri Komisaris Jenderal Agus Andrianto. Ia diduga menerima uang setoran hasil dari tambang ilegal yang berada di Desa Santan Ulu, Marangkayu, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Kasus ini berpotensi kembali mencoreng institusi Polri, setelah sebelumnya terjadi kasus pembunuhan terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang didalangi oleh eks Kadiv propam Polri Irjen Ferdy Sambo.

Kasus tersebut memunculkan komentar dari berbagai pihak, salah satunya adalah Mantan Kepala Bareskrim Polri, Susno Duadji.

Artikel
Mantan Kepala Bareskrim Polri, Susno Duadji (tangkapan layar)

Susno menyebut kasus dugaan gratifikasi atau suap tambang batu bara mantan Anggota Satuan Intelkam Polresta Samarinda, Aiptu (purn) Ismail Bolong lebih besar daripada kasus yang menyeret Ferdy Sambo.

Baca Juga :

“Ini lebih besar dari Sambo. Segera klarifikasi isu yang sangat menggegerkan kepolisian kita,” kata Susno dalam tayangan video Youtube medcom.id, dikutip dari VIVA pada Minggu, 27 November 2022. 

Menurut Susno Duadji, apabila Ismail Bolong memberi klarifikasi karena adanya tekanan, berarti sosok yang menekan itu adalah pelakunya.

Sebab, ia yang memerintahkan. Hal tersebut, menurut Susno,mirip dengan kasus yang menyeret Ferdy Sambo dan kawan-kawan. 

“Kalau seandainya Ismail Bolong mengatakan, saya ditekan, yang menekan itu kena. Berarti pelakunya, pelaku utama yang memerintahkan. Itu otaknya. Kaya kasus Sambo lah, kan Sambo otaknya. Ismail Bolong siapa?” pungkas Susno.

Ia menambahkan, Ismail Bolong tetap menjadi pelaku meskipun nantinya ia disuruh. Sama seperti posisi Bharada E di kasus pembunuhan Brigadir J.

“Ismail Bolong ya pelaku, misalnya Bharada E disuruh. Jadi mirip-mirip ini,” jelas dia.

Lebih jauh dari itu, Susno Duadji belum melihat munculnya pengakuan Ismail Bolong yang diduga memberi uang koordinasi kegiatan tambang batu bara ilegal kepada Kepala Bareskrim Polri, Komjen Agung Andrianto aksi balas dendam Ferdy Sambo maupun Hendra Kurniawan. 

“Itu soal politik perebutan kekuasaan, atau balas dendam karena Sambo dipenjarakan dan sebagainya, itu urusan nanti. Kemudian Hendra, Sambo belum ada rasa dendam,” ujarnya. 

Namun, Susno merasa aneh dengan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD yang tidak bersuara dalam kasus Ismail Bolong. Harusnya, kata dia, Mahfud berlaku adil seperti halnya bersuara mengungkap kasus Ferdy Sambo. 

“Nah Pak Mahfud pun diharapkan ini, karena Pak Mahfud kan Menko Polhukam yang mengkoordinir Polri. Sebagaimana pada peristiwa Sambo, beliau lah yang banyak berperan. Ini juga harus didorong,” ucapnya.

Maka dari itu, Susno meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo tidak perlu takut mengusut dugaan gratifikasi atau uang koordinasi kegiatan tambang batu bara ilegal yang diberikan kepada Kepala Bareskrim Polri, Komjen Agus Andrianto.

Hal itu terungkap seperti yang disampaikan mantan Anggota Satuan Intelkam Polresta Samarinda, Aiptu (purn) Ismail Bolong melalui videonya yang sempat beredar di media sosial. Selain itu, keterangan Ismail Bolong juga tercatat dalam laporan hasil penyelidikan (LHP) Divisi Propam Polri.

"Jangan takut mengorbankan misalnya kalau benar, ini akan mengenai petinggi-petinggi Polri. Enggak apa-apa. Dengan berani menindak itu, justru grade Polri akan naik. Masyarakat akan mengatakan, wah tidak main-main Kapolri ini. Siapapun yang bersalah, berapapun bintangnya, dia tindak," ungkapnya.

Bahkan, Susno sepakat dengan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD bahwa pengusutan kasus tambang Ismail Bolong ini perlu melibatkan pihak eksternal untuk membangun kepercayaan publik.

"Bila perlu, apa yang dikatakan Pak Mahfud, bagus kalau misalnya melibatkan pihak luar untuk memeriksa. Karena untuk menambah kepercayaan masyarakat pada Polri. Kalau Polri periksa Polri nanti ada keraguan, apalagi kondisi saat ini. Sudahlah, terbuka saja pihak manapun silahkan. Yang penting, sesuai standar hukum yang berlaku," pungkasnya. (viva/Mzn)
 

 

Komentar
Berita Terkait
Topik Terkait
Saksikan Juga
Jangan Lewatkan
Haikal Hasan: Sertifikasi Halal Bukan Hanya Soal Agama, Tapi Standar untuk Lindungi UMK dari Serbuan Produk Halal Luar Negeri

Haikal Hasan: Sertifikasi Halal Bukan Hanya Soal Agama, Tapi Standar untuk Lindungi UMK dari Serbuan Produk Halal Luar Negeri

Kepala BPJPH Ahmad Haikal Hasan (Babe Haikal) menegaskan, sertifikasi halal yang digencarkan bukan hanya soal agama. Namun demi lindungi UMK dari produk asing.
Resmi! Timnas Indonesia Tak Bisa Gunakan Stadion GBK sebagai Kandang di Piala AFF 2024, Ini Penyebabnya

Resmi! Timnas Indonesia Tak Bisa Gunakan Stadion GBK sebagai Kandang di Piala AFF 2024, Ini Penyebabnya

Timnas Indonesia resmi tidak bisa menggunakan Stadion Utama Gelora Bung Karno alias Stadion GBK, Jakarta sebagai kandangnya saat menjamu para tamunya di Piala AFF 2024.
Shin Tae-yong Dapat Sederet Kabar Bahagia Jelang Pertandingan Timnas Indonesia di Piala AFF 2024, Apa Saja?

Shin Tae-yong Dapat Sederet Kabar Bahagia Jelang Pertandingan Timnas Indonesia di Piala AFF 2024, Apa Saja?

Shin Tae-yong mendapat kabar bahagia jelang pertarungan Timnas Indonesia di Piala AFF 2024
Terkait Kasus Korupsi Antam, KPK Sita Tanah dan Bangunan Senilai Rp100 Miliar

Terkait Kasus Korupsi Antam, KPK Sita Tanah dan Bangunan Senilai Rp100 Miliar

"Nilai estimasi penyitaan adalah Rp100 miliar," kata Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika, Selasa (26/11/2024).
Pj. Gubernur Teguh Tinjau Dua TPS, Pastikan Kesiapan Pilkada Serentak Berjalan Tanpa Kendala

Pj. Gubernur Teguh Tinjau Dua TPS, Pastikan Kesiapan Pilkada Serentak Berjalan Tanpa Kendala

Pj. Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi bersama Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto dan jajaran Forkopimda DKI Jakarta meninjau TPS di Asrama Brimob K.S. Tubun, Jakarta Barat, dan TPS di Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, pada Selasa (26/11).
Jelang Masa Pencoblosan Pilkada Jakarta 2024, Satgas Anti Money Politik Dapati Teuma Dugaan Pelanggaran

Jelang Masa Pencoblosan Pilkada Jakarta 2024, Satgas Anti Money Politik Dapati Teuma Dugaan Pelanggaran

Masa pencoblosan kontestasi Pilkada Jakarta 2024 tinggal menghitung jam dalam pelaksanaannya.
Trending
Jurnalis Korea Selatan Akui Terkejut Ketika Meliput Pertandingan Timnas Indonesia, Tagar STY Out Sekejap Berubah Jadi Pujian

Jurnalis Korea Selatan Akui Terkejut Ketika Meliput Pertandingan Timnas Indonesia, Tagar STY Out Sekejap Berubah Jadi Pujian

Memperkenalkan diri sebagai Football Bohemian, Kim Tae-seok menceritakan atmosfer Stadion Gelora Bung Karno saat Timnas Indonesia menjamu Jepang dan Arab Saudi.
Dua Pekan Berlalu, Pelatih Jepang Tiba-tiba Ungkit Kemenangan atas Timnas Indonesia: Sebenarnya, Kami Sangat Menderita karena...

Dua Pekan Berlalu, Pelatih Jepang Tiba-tiba Ungkit Kemenangan atas Timnas Indonesia: Sebenarnya, Kami Sangat Menderita karena...

Walaupun sudah berlalu dua minggu lepas, pelatih Jepang Hajime Moriyasu tiba-tiba mengungkit kemenangan atas Timnas Indonesia di Jakarta kepada media setempat.
Profil Alwin Jabarti Kiemas, Jadi Tersangka Judi Online Komdigi Keponakan Megawati Ini Punya Karier yang Mentereng

Profil Alwin Jabarti Kiemas, Jadi Tersangka Judi Online Komdigi Keponakan Megawati Ini Punya Karier yang Mentereng

Kasus judi online di lingkungan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) kini seret keponakan Megawati Soekarnoputri, Alwin Jabarti Kiemas. Ini profilnya!
Reaksi Media Vietnam Dengar Asnawi Mangkualam Sebut Timnas Indonesia Kini Lebih Mudah Kalahkan Golden Star karena Banyak Pemain Naturalisasi 

Reaksi Media Vietnam Dengar Asnawi Mangkualam Sebut Timnas Indonesia Kini Lebih Mudah Kalahkan Golden Star karena Banyak Pemain Naturalisasi 

Media Vietnam memberikan reaksi usai mendengar Asnawi Mangkualam menyebut Timnas Indonesia kini lebih mudah mengalahkan Golden Star karena diperkuat banyak pemain naturalisasi.
Mulai Sekarang Shalat Dhuha Baca Surah Ini agar Rezeki Mengalir Deras dan Keinginan Cepat Tercapai Kata Ustaz Adi Hidayat

Mulai Sekarang Shalat Dhuha Baca Surah Ini agar Rezeki Mengalir Deras dan Keinginan Cepat Tercapai Kata Ustaz Adi Hidayat

Mulai sekarang shalat dhuha baca surah ini agar rezeki mengalir deras dan keinginan cepat tercapai kata Ustaz Adi Hidayat, bukan surah Ad-Dhuha, ternyata...
Suara Hati Pelatih Red Sparks soal Kunjungannya ke Indonesia, Akhirnya Jujur Bilang Kalau Saat Itu Dia Sangat...

Suara Hati Pelatih Red Sparks soal Kunjungannya ke Indonesia, Akhirnya Jujur Bilang Kalau Saat Itu Dia Sangat...

Pelatih Red Sparks, Ko Hee-jin, akhirnya menceritakan momen saat dirinya dan tim menyambangi Indonesia setelah berakhirnya kompetisi Liga Voli Korea musim lalu.
Keponakan Megawati, Alwin Jabarti Kiemas Jadi Tersangka Judi Online Komdigi, Begini Respons Tegas PDIP

Keponakan Megawati, Alwin Jabarti Kiemas Jadi Tersangka Judi Online Komdigi, Begini Respons Tegas PDIP

PDIP buka suara berita soal keponakan Megawati Soekarnoputri, yakni Alwin Jabarti Kiemas yang ditetapkan sebagai tersangka kasus judi online. Begini katanya..
Selengkapnya
Viral