Jakarta - Kasus ditemukannya satu keluarga yang meninggal dalam rumah yang berlokasi di Kalideres, Jakarta Barat masih belum terpecahkan.
Keluarga yang tewas di wilayah Kalideres tersebut, dikabarkan tidak meninggal dalam waktu yang bersamaan. Namun keempat korban tersebut meninggal pada waktu yang berbeda.
Penemuan Keluarga Tewas di Kalideres, Jakarta Barat. (Tim tvOne)
Polisi menemukan bukti adanya dugaan bahwa korban yang terakhir meninggal dalam keluarga tersebut.
Selain itu, untuk menemukan bukti dan informasi lainnya polisi lakukan olah TKP di rumah tempat penemuan jasad keluarga tersebut.
TKP Keluarga Tewas di Kalideres. (Viva)
Sebelumnya, terdapat dugaan bahwa keluarga yang meninggal di kediamannya daerah Kalideres, Jakarta Barat, tewas dengan waktu yang berbeda.
Kabar terbaru bahwa Direktur Reserse Kriminal Umum Polda metro jaya, Komisaris Besar Polisi Hengki Haryadi menjelaskan bahwa dari keempat korban tersebut adanya dugaan yang meninggal terakhir yakni sang anak bernama Dian (40).
Korban tersebut merupakan salah satu anak dari korban lain yang meninggal dalam rumah tersebut, yaitu pasangan suami istri Rudyanto Gunawan (71) dan Reni Margaretha (68).
“Dugaan kuat yang meninggal terakhir adalah Dian, putri dari Rudyanto dan Reni Margaretha,” ungkap Kombes Hengki kepada wartawan, pada Sabtu (26/11/2022).
Kombes Hengki juga mengatakan pada saat penemuan jenazah tersebut, posisi Dian berada dalam kamar bersama jasad ibunya dimana sudah termumifikasi namun masih terlihat terawat.
“Dan pada saat di TKP (Tempat Kejadian Perkara), posisinya adalah di dalam kamar bersama jenazah ibunya yang sudah terjadi mumifikasi, namun terlihat terawat. Maksudnya alas tidurnya rapih, kasurnya rapi. Ada kain di bawah jenazah ibunya. Dan jenazah Dian ada di sebelahnya sambil memeluk guling. Dan kamar dikunci dari dalam,” jelasnya.
Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi. (Viva)
Polisi menyebutkan mengenai kelakuan tak lazim yang ditunjukkan oleh Dian Febbyana, atau anak dari pasangan pasutri Renny Margaretha dan Rudiyanto Gunawan.
Diketahui bahwa Dian Febbyana ini juga ditemukan tewas bersama satu keluarga di Kalideres.
Ternyata misteri terkait kematian satu keluarga di Kalideres tersebut akhirnya diungkapkan oleh pegawai koperasi atau mediator jual beli rumah yang mendatangi rumah satu keluarga ini pada Mei 2022 lalu.
Diketahui fakta terbaru bahwa pegawai koperasi pada saat itu datang untuk mengecek sertifikat rumah yang akan digadaikan.
"Ternyata satu orang ini adalah mediator jual beli rumah, ada salah satu saksi kami tidak mau sebutkan namanya. Kemudian dia mengajak rekannya yang sama-sama mediator penjualan rumah.
Saat itu salah satu penghuni ataupun yang meninggal di rumah tersebut atas nama Budianto ini menghubungi secara aktif terhadap saksi ini untuk menjual rumah tersebut," jelas Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi.
Perlu dipahami bahwa sebenarnya Budiyanto Gunawan atau paman Dian berencana menggadaikan rumah tersebut.
Langkah ini diambil Budiyanto setelah upayanya menjual rumah senilai Rp1,2 miliar tidak terwujud. Sosok Budiyanto ini akhirnya juga menjadi salah satu korban yang ikut ‘mengering’.
Lalu, ketika pegawai koperasi tersebut melakukan survei untuk meminta sertifikat rumah diketahui bahwa sertifikat tersebut atas nama Renny.
Namun Dian saat itu menyebut bahwa sang ibu, Renny, tengah tidur. Dian pun lantas mengantarkan pegawai koperasi tersebut ke dalam kamar.
Namun tak disangka ketika kamar dibuka sang pegawai koperasi mencium bau busuk. Meski demikian Dian meminta pada sang pegawai koperasi untuk tak menyalakan lampu karena ibunya sensitif cahaya.
Tidak berhenti di sana, pegawai koperasi tersebut sebenarnya curiga karena Renny tidak bangun saat dibangunkan.
Petugas koperasi tersebut kemudian menyalakan lampu flash ponsel untuk melihat kondisi Renny.
Kaget, pegawai koperasi itu melihat Renny sudah menjadi mayat. Terkejut mengalami kondisi tersebut sang petugas koperasi lantas berteriak takbir, Allahuakbar.
Meski demikian, dalam penuturan sang petugas koperasi, Dian menyebut bahwa sang ibu masih hidup.
Dian bahkan mengatakan bahwa dirinya masih memberikan minum susu dan menyisir rambut ibunya.
Melihat keanehan tersebut, petugas koperasi itu langsung keluar dengan mengajak timnya. Mereka lantas membatalkan proses penggadaian yang akan berlangsung.
Meski demikian kasus ini masih menjadi misteri karena belum ada kesimpulan akhir mengenai motif dan juga penyebabnya.
Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi. (ANTARA)
Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan olah TKP dengan melibatkan banyak ahli laboratorium forensik, kedokteran forensik, inafis cukup membuahkan hasil dan menemukan titik terang terkait motif.
"Ternyata ini kita memperoleh beberapa kemajuan atau titik terang dari penyelidikan ini, salah satunya terkait motif. Kita bisa patahkan beberapa motif, kita masih perlu pendalaman lagi," kata Kombes Hengki di Perumahan Citra Garden I Kalideres, pada Kamis, 17 November 2022.
Hengki mengatakan atas temuan itu polisi masih dilakukan pendalaman, namun belum bisa dijelaskan secara detail motif apa saja yang sudah terpatahkan.
"Artinya banyak sekali temuan-temuan dari pada metode penyelidikan yang kami laksanakan banyak berkontribusi dari digital forensik untuk memberikan petunjuk yang sangat penting. Kedokteran forensik juga seperti itu, laboratorium forensik ya terkait DNA dan sebagainya juga memberikan petunjuk yang penting," ujarnya.
Mantan Kapolres Jakarta Barat ini menjelaskan terkait apa saja temuan-temuan terbaru tersebut akan dilakukan penyelidikan konvensional sehingga pihaknya mendapatkan informasi yang penting dari hasil pemeriksaan digital forensik tersebut.
Polisi melibatkan sejumlah ahli untuk ungkap kematian satu keluarga yang ditemukan tewas mengering di Kalideres, Jakarta Barat. Latar belakang para korban pun tengah digali tim ahli.
"Tim dari psikiatri dan psikologi forensik akan bekerja untuk mem-profiling secara lengkap terhadap empat korban atau peristiwa yang terjadi di Kalideres," ujarnya
Ia menambahkan dalam proses olah TKP hari ini melibatkan ahli patologi anatomi hingga ahli DNA untuk memeriksa jasad empat anggota keluarga tewas mengering guna lebih memastikan penyebab kematian para korban.
"Makanya nanti pendalaman profiling secara lengkap dalam rangka penyelidikan. Melihat latar belakang keempat korban. Nanti dari psikologi dan psikiatri forensik yang akan mendalami. Nanti kita sampaikan setelah penyelidikan," ujarnya. (Ind/Rka/kmr)
Load more