Jakarta - Dalam rangka menjalankan misi kemanusiaan, TNI Angkatan Laut (TNI AL) melalui jajarannya Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) mengirimkan empat alat canggih untuk membantu Search and Rescue (SAR) Helikopter NBO– 105 dengan nomor regristasi P-1103 milik Polri yang jatuh di Perairan Buku Limau, Belitung Timur, Minggu (27/11) kemarin sekitar pukul 14.40 WIB, Selasa (29/11/2022).
Adapun alat yang digunakan membantu pencarian helikopter yang mengangkut empat kru tersebut yaitu, Multibeam Ecosounder T50P yang digunakan untuk membaca kedalaman dan pendeteksian fitur-fitur bawah air, Conductivity Temperature Density (CTD) yang digunakan untuk koreksi sound velocity, Magneto meter alat pendeteksi tingkat magnet, serta Side Scan Sonar yang digunakan untuk pencitraan bawah air.
Selain alat deteksi bawah air, TNI AL juga mengerahkan unsur-unsur yang diantaranya KRI Spica-934, KRI Teluk Cirebon-543, KRI Pulau Rangsang-727, KRI Pulau Rengat-711, KRI Karotang-872, KRI Siwar-646, KAL Manau dari Lanal Babel, Pesawat udara (Pesud) CN-235 P-8305 dari Puspenerbal, 1 Tim Tanggap Darurat dari Pushidrosal, dan 12 personel Penyelam TNI AL.
Ketua Pelaksana SAR Helikopter NBO-105 Register P-1103 Kombes Pol Drs Hendrawan mengatakan bahwa KRI Spica dan KRI Teluk Cirebon akan tiba di perairan Burung Mandi, Kecamatan Damar, Kabupaten Belitung Timur sekitar pukul 10.00 WIB. KRI tersebut diberangkatkan dari Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta.
Menurutnya, dukungan peralatan canggih sangat diperlukan untuk mendeteksi benda-benda berupa logam yang ada dibawah air. Apalagi jangkauan sonar dari alat ini sangat luas, sehingga bisa mempermudah pencarian.
Pencarian akan fokus di perairan Burung Mandi atau pada area sekitar tiga mill laut dari pesisir pantai tersebut.
Load more