Jakarta - Surat Presiden (Supres) soal Presiden Jokowi memilih Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono sebagai calon Panglima TNI, telah resmi sampai di DPR. Supres itu diantarkan langsung Mensesneg Pratikno dan diterima langsung Ketua DPR RI Puan Maharani di Gedung Nusantara III, Komplek Parlemen, Senayan.
Bahkan, tim tvonenews.com tak hanya melakukan penelusuran untuk mengetahui sosok Laksamana Yudo Margono. Namun, tim tvonenews.com juga menelusuri informasi soal sosok sang istri Laksamana Yudo Margono.
Berdasarkan data yang dihimpun dari VIVA, ternyata sosok istri KSAL Yudo bukan orang sembarangan. Istri seorang pria yang kini berusia 56 tahun itu, ternyata seorang Polisi Wanita (Polwan) berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) bernama Veronica Yulis Prihayati.
Veronica diketahui bertugas di Badan Pemeliharaan Keamanan (Baharkam) Mabes Polri. Selain itu ia juga aktif di berbagai kegiatan pembinaan persatuan istri TNI Angkatan Laut seperti memberikan pelatihan keterampilan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) kepada para anggota dan kegiatan sosial.
Veronica lahir di Yogyakarta dan besar di Kertosono, Jawa Timur. Saat ini rumah tangganya bersama KSAL Yudo telah dikaruniai tiga putra yaitu Novendi Wira Yoga, Ditya Wira Adibrata, dan Noval Wira Abiyuda, serta seorang cucu bernama Jasmine.
- Sepak Terjang KSAL Yudo Margono
KSAL Yudo Margono, merupakan lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) pada 1998, yang lahir di Madiun, 26 November 1965.
Lulus dari AAL, Laksamana Yudo Margono melanjutkan pendidikan meliterna ke sekolah Staf Komando AL dan lulus pada tahun 2003.
Foto Laksamana TNI Yudo Margono dan Istri, AKBP Veronica Yulis Prihayati
Tak sampai di situ saja, pada tahun 2011, dia melanjutkan sekolah di Staf Komando Tentara Nasional Indonesia. Bahkan, Laksamana Yudo Margono ini juga dikenal giat untuk belajar hingga menimbah ilmu, sehingga dia tidak hanya mengejar pendidikan meliter saja, melainkan pendidikan sipil.
Laksamana Yudo Margono lulus tahun 2013 dari S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi di Universitas Krisnadwipayana.Selain itu, dia juga menuntaskan Program Pendidikan Reguler Lembaga Ketahanan Nasional. Lalu, melanjutkan kembali pendidikan sipil dan lulus dari S-2 di universitas yang sama sewaktu strata satu pada 2015.
- Karier di Meliter
Laksamana Yudo Margono, nama ini dilingkungan meliter untuk kariernya sangat berprestasi dan memiliki karier cemerlang. Bayangkan saja, pada masal awal-awal sebagai TNI AL, Laksamana Yudo Margono sempat menjadi komandan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Pandrong-801, Komandan KRI Sutanto-877, dan Komandan KRI Ahmad Yani-351.
Namun pada tahun 2004 - 2008, Laksamana Yudo Margono menjabat sebagai Komandan Pangkalan Angkatan Laut Tual. Lalu, dia dirotasi dan memegang jabatan yang sama di Pangkalan Angkatan Laut Sorong pada 2008 - 2010.
Foto Laksamana TNI Yudo Margono dan Istri, AKBP Veronica Yulis Prihayati
Nah, pada tahun 2015 -2016, karier militer Yudo Margono mulai melejit, ketika dirinya ditunjuk menjadi Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut I Belawan.
Lalu, dia juga sempat menjadi Kepala Staf Komando Armada RI Wilayah Barat pada 2016 - 2017. Sejak saat itu, Yudo Margono mulai menempati posisi-posisi strategis di lingkungan TNI, seperti Panglima Komando Lintas Laut Militer pada 2017 - 2018.
Tak hanya itu saja, pada 2018, dia manjabat sebagai Panglima Armada Barat. Kemudian jadi Panglima Armada I pada 2018 - 2019, hingga Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I pada 2019 - 2020.
Di saat tahun 2020 hingga sekarang, Yudo Margono menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Laut, di bawah pemerintahan Joko Widodo.
Sebelumnya diberitakan, anggota Komisi I DPR RI Rudianto Tjen menyebut Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono paling layak menjadi Panglima TNI menggantikan Jenderal Andika Perkasa.
Politikus PDIP itu berharap jabatan Panglima TNI diisi dari matra Angkatan Laut (AL), tidak lagi dari matra Angkatan DARAT (AD).
"Ya mungkin ya [Yudo Margono]. Sudah AD, masa AD lagi. Kalau bisa AL, memang kan harusnya AL. Terus kemudian kalau sesuai itu lagi ya mungkin Angkatan Udara (AU), baru AD lagi," jelas Rudi di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (23/11/2022).
"Saya pikir beliau sangat mumpuni ya untuk menjadi Panglima. Beliau kan kalem, tegas, sistematis kerjanya. Oleh karena itu beliau paling layak lah," sambungnya.
Foto Laksamana TNI Yudo Margono
Menurut dia, aturan pemilihan Panglima TNI dengan bergiliran matra telah diatur dalam Pasal 13 Ayat 4 Undang-Undang No. 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Kendati demikian, penunjukan Panglima TNI itu adalah hak prerogatif presiden.
"Tetapi kadang-kadang presiden punya diskresi lah kalau sampai mungkin dua kali (giliran matra, baru kemudian AD). Semua kan hak dari prerogatif presiden," jelasnya.
Menurut Rudi, budaya matra bergiliran itu bagus diterapkan untuk menjaga stabilitas di badan TNI. (viva/aag)
Load more