Di sinilah kemudian pengemudi bus mulai menggunakan gigi 3 saat melewati jalan menurun yang panjang. Pengereman berkali-kali juga dilakukan dengan service brake agar bus tidak terjun ke jurang atau terkena tebing.
Di saat mendekati Bukit Bego, pengemudi merasakan service brake yang tidak berfungsi atau mati. Sehingga, membuatnya kemudian memindahkan gigi transmisi ke gigi rendah. Karena kesulitan, transmisi gigi tersebut kemudian dipindahkan ke posisi netral. Di sinilah kemudian mulai terjadi kecelakaan, yang mana bus wisata tersebut menabrak lereng Bukit Bego.
Akibatnya, terdapat 14 orang yang meninggal dunia, 4 orang luka berat, dan 29 orang luka ringan. (MG7/ree)
Load more