Adapun alasan responden yang memilih pernyataan bahwa konflik Rusia-Ukraina akan berpengaruh terhadap keamanan Indonesia antara lain karena: Berdampak ke ekonomi (25,1%); Semua negara ikut merasakan akibat perang termasuk Indonesia (14,4%); Berdampak ke harga minyak (8,8%); dan Bisa terjadi perang dunia (6,5%).
Terkait hasil survei SSI tersebut, Aher menilai kekhawatiran publik mengenai dampak konflik antara Rusia dengan Ukraina terhadap prospek ekonomi nasional ke depannya cukup beralasan. Menurutnya, yang paling berbahaya dalam perang antara Rusia dan Ukraina itu adalah menajamnya eskalasi konflik yang berpotensi menyeret negara-negara lain, seperti Amerika Serikat dan NATO yang mendukung penuh militer Ukraina, sehingga cakupan perang akan menjadi jauh lebih besar, bahkan tidak menutup kemungkinan digunakannya senjata pemusnah massal (nuklir).
“Kalau sampai pecah perang dengan cakupan yang lebih luas, sudah bisa dipastikan suplai dan distribusi komoditas global, baik pangan dan energi akan terhenti secara drastis, dan itu akan sulit kita kembalikan ke titik normal dalam kurun waktu 1-2 tahun ke depan,” imbuhnya.
Oleh karena itu, Aher berharap Pemerintah Indonesia terus mewaspadai dan siap mengantisipasi segala kemungkinan terburuk jika sewaktu-waktu terjadi eskalasi konflik antara Rusia-Ukraina yang dapat memicu kontraksi perekonomian global secara mendadak dan membawa ekonomi Indonesia ke jurang resesi.
Tak hanya itu, laporan Skala Survei Indonesia juga mencoba mengelaborasi terkait tokoh nasional yang dinilai dapat mengatasi masalah ancaman keamanan Indonesia akibat perang antara Rusia-Ukraina. Hasilnya, sebanyak 11,1% reponden yang menyatakan ada tokoh nasional yang bisa mengatasi ancaman tersebut. Adapun nama-nama tokoh nasional yang dinilai responden bisa mengatasi ancaman keamanan tersebut di antaranya, yaitu: Prabowo Subianto sebanyak 39,1%; Jokowi 29,3% dan Anies Baswedan 6,8%.
“Pak Prabowo dipersepsikan memiliki kompetensi dalam mengatasi ancaman global sebesar 39%, mengungguli Presiden Jokowi yang berada di kisaran 29%. Latar belakang militer, yang secara ketokohan identik dengan ketegasan, ditambah jabatan beliau sebagai Menteri Pertahanan yang menyelenggarakan fungsi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pertahanan, menjadi wajar jika Pak Prabowo dinilai masyarakat sebagai tokoh yang diproyeksikan mampu melanjutkan kepemimpinan nasional untuk mengatasi masalah ancaman keamanan Indonesia akibat perang antara Rusia-Ukraina,” tuturnya.
Lebih lanjut, Aher memprediksi pemulihan ekonomi, baik nasional maupun global nampaknya akan memakan waktu yang tidak sebentar, sehingga menurutnya tongkat estafet kepemimpinan nasional dari Jokowi ini idealnya diisi oleh figur yang nantinya mampu mengatasi potensi ancaman keamanan dan perekonomian, baik di tataran domestik maupun global. (ebs)
Load more