Jakarta - Pihak kepolisian menyebut bakal menghentikan pengungkapan kasus satu keluarga yang ditemukan tewas mengering di kediamannya kawasan Perumahan Elit Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Reskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi mengatakan alasan penghentian pengungkapan dilakukan jika tak didapatinya unsur pidana pada kasus tersebut.
"Yang jelas kalau emang enggak ditemukan unsur pidana, ya kita hentikan kan gitu," kata Hengki kepada wartawan, Jakarta, Selasa (6/12/2022).
Hengki menuturkan hingga saat ini pihaknya tengah menyimpulkan penyebab kematian dari satu keluarga tersebut.
Menurutnya dalam menyimpulkan penyebab kematian dari satu keluarga itu pihak kepolisian turut serta melibatkan sejumlah ahli.
"Kemudian sebab kematian sudah disimpulkan akan kami umumkan pada Jumat (9/12/2022) besok. Tapi di luar itu nanti dari psikologi forensik dan sosiologi agama nanti juga akan menyimpulkan," katanya.
Polisi Analisis Temuan Tulisan Mantra di Kain Kasus Satu Keluarga Tewas di Kalideres
Pihak penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya mendapati bukti tulisan mantra ritual tertentu pada kediaman satu keluarga yang ditemukan tewas di kawasan Perumahan Elit Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi mengatakan tulisan mantra itu didapati pada selebaran kain yang ditemukan pihaknya di kediaman satu keluarga yang tewas tersebut.
"Di kain, ada beberapa. Diduga mantra," kata Hengki dalam keterangannya, Jakarta, Rabu (30/11/2022).
Hengki menuturkan saat ini pihaknya masih melakukan analisis terkait temuan tulisan mantra tersebut.
Menurutnya pihaknya melakukan analisis temuan tulisan mantra itu dengan mengaitkan sejumlah ahli.
"Lagi kami teliti," katanya.
Sementara, pihak Ditreskrimum menyebut adanya aktivitas ritual tertentu oleh satu keluarga yang ditemukan tewas di kediamannya kawasan Perumahan Elit Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat.
Pasalnya pihak kepolisian mendapatkan sejumlah bukti bekas aktivitas ritual yang dilakukan oleh Budiyanto Gunawan semasa hidupnya.
"Tim Asosiasi Psikologi Forensik menemukan bahwa ada keindetikan penyelidikan berdasarkan keterangan saksi dan bukti bukti yang ada di TKP bahwa ada kecenderungan salah satu keluarga yang dominan mengarah kepada almarhum Budiyanto bahwa memiliki sikap positif terhadap aktivitas ritual tertentu," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi kepada awak media, Jakarta, Selasa (29/11/2022).
Hengki menuturkan dugaan adanya ritual yang mengarah kepada suatu aliran sesat didapati dari pemeriksaan yang dilakukan tim Psikologi Forensik.
Menurutnya hasil pemeriksaan menilai langkah ritual yang dilakukan Budiyanto dalam rangka mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi satu keluarga tersebut semasa hidupnya.
"Hal ini mengakibatkan adanya suatu belief dalam keluarga tersebut bahwa upaya untuk membuat kondisi lebih baik atau mengatasi masalah yang terjadi dalam keluarga, dilakukan melalui ritual tertentu," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, Satu keluarga yang ditemukan tewas di kediamannya kawasan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat kerap dikaitkan dengan sejumlah aliran sesat.
Kaitan sejumlah aliran sesat dengan kematian satu keluarga itu pun tak turut serta dibantah pihak kepolisian.
"Enggak dibantah tapi belum final. Belum kesimpulan. Makanya kita melaksanakan pemeriksaan dengan berbagai ahli, tadi kami sampaikan patologi anatomi forensik medikal, kemudian toksikologi kemudian ahli-ahli yang lain untuk sekali lagi mencari sebab, dan motif," kata Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi di lokasi, Jakarta, Rabu (16/11/2022).
Hengki menuturkan saat ini pihaknya masih terus menyatukan sejumlah bukti terkait kasus kematian dari satu keluarga tersebut.
Tak menutup kemungkinan adanya bukti terkait temuan buku sejumlah aliran agama dari kediaman satu keluarga yang tewas tersebut.
"Jadi begini ya dalam melaksanakan penyelidikan suatu kasus kami dari penyidik tidak boleh memiliki mindset, misalnya sekte. Jadi bakal membuktikan bahwa ini adalah sekte itu tidak boleh," ungkapnya.
Adapun keempat jasad yang merupakan satu keluarga itu beridentiasa Rudyanto Gunawan (71) dan sang istri bernama Margaretha Gunawan (58), kemudian anak dari keduanya bernama Dian (40) dan yang terakhir yakni Budyanto Gunawan, yakni ipar dari Rudiyanto. (raa/ree)
Load more