Jakarta - Lama tidak ada perkembangan terkait polusi debu batu bara di Marunda, Jakarta Utara, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto angkat bicara.
Asep menjelaskan saat ini Dinas Lingkungan Hidup telah membangun stasiun pemantau kualitas udara (SPKU) untuk melihat kondisi kualitas udara di kawasan Marunda.
“Kami Dinas LH sedang meletakkan SPKU di Marunda, sehingga kita memantau industri di sana yang masih menggunakan batu bara. Memang masih ada baru bara yang ke rusun, tetapi memang dengan kuantitas yang lebih berkurang dibandingkan KCN (PT Karya Citra Nusantara),” kata Asep, di Jakarta, Kamis (8/12/2022).
Selain itu, Asep mengaku pihaknya juga telah melakukan terobosan baru dengan meninjau ke beberapa lokasi pabrik yang masih menggunakan batu bara sebagai bahan bakar.
“Kita juga sudah meninjau ke beberapa lokasi pabrik yang masih menggunakan batu bara,” ujarnya.
Mewakili Dinas Lingkungan Hidup, Asep menilai debu batu bara yang terbang ke kawasan rusun disebabkan terpaan angin.
Namun untuk kuantitas pencemaraan debu batu bara sudah berkurang sejak penutupan PT KCN yang dinilai sebagai penyebab utama polusi debu batu bara di kawasan Marunda dan sekitarnya.
“Kami sudah uji kadar emisinya, tapi masih bagus secara emisi, tetapi secara abu terbangnya sedikit banyak yang terbang dan mungkin itu yang akhirnya terbawa angin dan sampe ke rusun,” jelasnya.
“Kalau bicara angin kan yang bisa bawa debu kan itu angin, kalau angin ke rusun ya pasti masuk ke rusun. Jadi memang kejadiaannya seperti itu. Tetapi kami tetap memantau industri ke sana,” pungkasnya. (agr)
Load more