Calon presiden usungan Partai Nasdem Anies Baswedan dilaporkan ke polisi oleh Aliansi Pemuda Cinta Demokrasi (APCD). Berkas laporan untuk mantan Gubernur DKI Jakarta itu bahkan disebut sudah lengkap.
Hal tersebut disampaikan oleh Koordinator APCD Husni Jabal. Ia mengaku pihaknya telah melengkapi bukti pendukung untuk melaporan Anies Baswedan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Husni menyebut Anies Baswedan dilaporkan atas dugaan mencuri start atau memulai lebih dahulu kampanye Pemilu 2024. Anies juga dinilai memanfaatkan rumah ibadah untuk berkampanye dalam safari politiknya ke Aceh.
"Alhamdulillah bukti berkas 3 rangkap sudah lengkap dan sudah kita serahkan hari ini," kata Husni dalam keterangan persnya, Rabu (7/12/2022).
APCD beranggapan laporan ini perlu dilayangkan untuk mengawal jalannya Pemilu yang sehat, aman, dan damai. Hal tersebut dijamin dan dilindungi Undang-Undang, bahwa warga negara berhak mengawal marwah Pemilu.
"Sangat mengkhawatirkan jika ini dibiarkan maka akan jadi preseden buruk bagi demokrasi di negeri kita," ujarnya.
Maka dari itu Husni telah melengkapi formulir B1 agar dugaan memulai kampanye lebih dahulu oleh Anies Baswedan dapat segera ditindaklanjuti. Sebagaimana ketentuan yang tertuang dalam Undang-undang No 7 Tahun 2007 tentang Pemilu.
“Bawaslu harus bertindak dengan mengusutnya. Cari formula atau metode agar masalah ini tidak terulang," harapnya.
Pembelaan Nasdem atas Laporan APCD
Sementara itu Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai NasDem Effendi Choirie menyebut laporan APCD tentang Anies Baswedan itu terlalu mengada-ada.
Pria yang akrab disapa Gus Choi ini menegaskan baik Anies Baswedan maupun NasDem tidak melanggar aturan soal Pemilu. Dia merasa Anies Baswedan tidak salah melakukan safari politik sekarang.
"Belum ada aturan kampanye dari KPU kok dianggap curi start. Itu hak masyarakat berserikat, berkumpul, silaturahim," kata dia saat dihubungi tvOnenews, Rabu (7/12/2022).
Selain itu, Gus Choi mengatakan parpol juga memiliki tugas untuk menjalin komunikasi dengan masyarakat, sosialisasi terkait isu terkini, hingga memberikan pendidikan politik.
"Itulah yang dilakukan NasDem bersama Anies," imbuhnya.
Lebih lanjut, dia juga membantah Anies melakukan politik identitas hanya karena menyebabkan kerumunan di Masjid Baiturrahman, Aceh, pada 2 Desember 2022.
Dia menjelaskan saat itu Anies hanya merespons masyarakat Aceh yang ingin bertemu dengannya usai sholat Jumat.
"Sholat di masjid terus banyak orang ingin salaman dengan Mas Anies, itu bagus. Salaman itu ajaran agama, itu memang salah satu identitas muslim," kata dia.
"Lho melaksanakan ajaran agama kok dipersoalkan. Ini identitas yang bagus. Aneh?" sambungnya.
Dia lantas menuding APCD tak mengerti sejarah Indonesia yang lahir dan besar karena kerja keras masyarakat dari berbagai macam identitas.
"Mas Anies kader muslim yang terdidik pasti nampak identitas kemuslimannya. Ke masjid, bertemu ulama, tokoh-tokoh agama, salaman, itu bukan kampanye. Kok enggak bisa bedakan antara kampanye dan acara lain," jelas dia.
Gus Choi menegaskan pihaknya tidak takut APCD melaporkan Anies dan NasDem ke Bawaslu.
"Silakan, yang lapor menggunakan nama cinta demokrasi, tapi yang dilakukan membenci demokrasi," pungkasnya.
Load more