LIVESTREAM
img_title
Tutup Menu
News Bola Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali
Kolase Foto Bharada E dan Ferdy Sambo
Sumber :
  • Istimewa/tim tvone

Kesaksian Bharada E Berbeda dengan Rekaman CCTV, Pakar IT Sebut Begini

di PN Jaksel, Majelis Hakim banyak menghadirkan saksi. Satu di antaranya, saksi ahli digital forensik yang menganalisis rekaman CCTV. Dari sederet pembahasan

Selasa, 20 Desember 2022 - 21:33 WIB

tvOnenews.com - Persidangan pembunuhan berencana hari ini, Selasa (20/12/2022), di PN Jaksel, Majelis Hakim banyak menghadirkan saksi. Satu di antaranya, saksi ahli digital forensik yang menganalisis rekaman CCTV

Dari sederet pembahasan di persidangan tersebut, ada hal yang menarik perhatian masyarakat. Yakni, soal Ferdy Sambo tidak menggunakan sarung tangan pada pukul 17.10 WIB. Di mana waktu tersebut sebelum Brigadir J ditembak atau dihabisi. 

Bahkan, kesaksian Bharada E juga berbeda dengan rekaman CCTV tersebut. Di mana keterangan Bharada E di dalam isi surat dakwaan JPU menyebutkan bahwa Ferdy Sambo menembak Brigadir J menggunakan sarung tangan. 

Lantas, keterangan mana yang benar, apakah keterangan saksi, ahli atau bukti dari rekaman CCTV? 

Dalam hal ini, Pakar IT, Abimanyu Wachjoewidajat menyebutkan, melihat suatu kejadian itu bukan melihat apa yang digunakan tetapi harus menurut kepada rentang waktu. 

Baca Juga :

"Berkali-kali saya memberitahu kepada masyarakat, mungkin masyarakat bosen mendengar penjelasan saya. Tetapi saat ini semakin tahu tentang namanya rentang waktu, runut waktu, angka, semuanya itu masuk akal dan kemudian terbukti alanisa seperti itu," kata Pakar IT, Abimanyu Wachjoewidajat seperti yang dilansir dari tvone, Selasa (20/12/2022). 

Sambungnya menuturkan, analisa tersebut bisa berahasil dan bisa mengungkap segala kasus. Kemudian, dia ingatkan apa yang sebelumnya dia katakan, bahwa rentang, reka, rumah.

"Jadi kalau kita tahu rentang kejadiannya itu, dari awal sampai terjadinya tembakan jam sekian, tanggal sekian, kemudian ada yang kembali ke rumah. Lalu direka, kejaian jam berapa saja, jam berapa atau butuh waktu berapa lama dari titik A dan B," katanya. 

"Setelah itu dilihat lagi ada tidak hubungannya dari titik A dan B serta titik lainnya. Jadi, kalau kita melihat saat ini dari beberapa pihak, yang lebih diungkapkan adalah Ferdy Sambo pakai sarung tangan atau tidak," sambungnya menuturkan.


Suasana Persidangan Pembunuhan Berencana Brigadir J.

Lanjutnya mengatakan, bila mengungkap sarung tangan itu penting, dirinya pertanyakan, bahwa kejadian penembakan tersebut di dalam rumah, di jalan, atau di taman?

"Nah kalau kejadiannya di dalam rumah, dan bukti andalan buktinya di luar rumah. Dan, bukti di luar itu terlihat tidak pakai sarung tangan, sementara kejadiannya di dalam rumah, jadi apa hubungannya?" katanya. 

Menuurtnya, bukti itu tidak ada keaitannya dengan kejadian di dalam rumah. Bahkan, dia sebutkan, bisa saja pada saat di luar rumah tidak mengenakan sarung tanga. '

"Namun, bisa saja di saat dalam rumah menggunakan sarung tangan. Nah, anatara sejak kelihatan dari luar, waktu saat di jalanan kemudian sampai kejadian penembakan. Lalu bila diukur juga waktu sampai mobil itu pulang, dari sana kita bisa menghitung waktu, berapa lama waktu yang diperlukan," katanya.

"Bahkan berapa lama sih poilisi menggunakan sarung tangan, dan hal ini tidak aneh bila kita kenakan dalam rentang waktu satu hingga dua menit gitu. Dan, kemudian hal itu kenapa menjadi andalan untuk dibahas? itu hal yang aneh," sambungnya menuturkan. 


Ferdy Sambo saat Keluar dari Persidangan Kasus Pembunuhan Berencana Brigadir J.

Lanjut kembali dia tegaskan, lebih baik dan lebih diandalkan dari suatu kesaksian. Mengapa? karenam menurutnya kesaksian soal rekaman CCTV di dalam rumah belum diungkapkan. 

"Padahal harusnya rekaman CCT diV dalam rumah itu ada, dan seharunya ada, dan saya yakin ada. Berbicara di jalanan aja ada, apa ia di dalam rumah bintang dua tidak ada CCTV?," tanyanya. 

Kemudian, ia katakan, bila remakan CCTV di dalam rumah itu ada, maka tinggal dianalisis saja rentang waktu kejadiannya, lalu apa yang diterima oleh saksi ahli Digital Forensik. 

"Kita mendengar saksi Ahli Digital Forensik mendapatkan satu flashdisc, dan kalau dia mendapatkan satu flashdisc tidak masalah, karena kalau out put dari dvr itu keluarnya flashdisc, dan out putnya bisa dianalisis digital forensik," tuturnya.

Namun, dia juga mempertanyakan, apakah penyidik sudah memberikan rentan waktu yang cukup luas di dalam flashdisc tersbeut. 

"Atau mendikte untuk mengalisa momen-momen tersebut. Sementara rentang waktu yang ada selebar ini, tetapi hanya diberi sebagian, maka saksi ahli tidak bisa memperotes untuk meminta lebih banyak rentang waktunya. Padahal pembuktiannya tidak ada di flashdisc yang diberikan kepada saksi ahli digital forensik," ujarnya. 

Oleh sebab itu, ia katakan, hal ini harus dipikirkan dan diungkapkan. Sementara kalau misalnya semua bagian diterangkan bisa benar benar terungkap kasus tersebut. 

Sebelumnya diberitakan, terdakwa Bharada E alias Richard Eliezer menanggapi kesaksian ahli digital forensik dari Puslabfor Mabes Polri, terkait rekaman CCTV yang diputar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel).

Menurut dia, rekaman CCTV di rumah pribadi Feedy Sambo, Jalan Saguling, Jakarta Selatan, tidak lengkap.

"Untuk CCTV (rumah Saguling,red), kan, cuman ada lantai satu saja yang mulia, karena banyak yang tercecer," kata Bharada E di PN Jaksel, Selasa (20/12/2022).

Adapun rumah pribadi Ferdy Sambo tersebut terdiri dari tiga lantai, yang mana diduga menjadi tempat perencanaan pembunuhan Brigadir J alias Yosua Hutabarat.

Selain itu, Bharada E mengatakan sebelum dipanggil Ferdy Sambo ke lantai tiga, dirinya sempat membersihkan senjata laras panjang di kamar ajudan.

"Saya izin menyampaikan untuk barang-baeang yang tadi kelihatan di CCTV. Semua barang-barang kita taruh untuk seterilkan dulu di ruang tempat ajudan," jelasnya.

Bharada E menyebutkan biasa membersihkan barang-barang bekas perjalanan jauh sesuai standar yang ditetapkan Ferdy Sambo.

Dia menekankan setelah memberihkan senjata tersebut, dirinya diminta untuk membawa ke lantai tiga rumah Saguling, Jakarta Selatan.

"Itu disemprotkan disinfektan, baru dibawa naik ke lantai 3," imbuhnya. (lpk/ebs/aag) 

Komentar
Berita Terkait
Topik Terkait
Saksikan Juga
Jangan Lewatkan
Daftar Pemain yang Lolos ke BWF World Tour Finals 2024: Bangga! Hanya China dan Indonesia yang Tampil di Semua Sektor

Daftar Pemain yang Lolos ke BWF World Tour Finals 2024: Bangga! Hanya China dan Indonesia yang Tampil di Semua Sektor

Daftar pemain yang lolos ke BWF World Tour Finals 2024, di mana hanya China dan Indonesia saja yang berhasil mengirimkan semua wakilnya di lima sektor berbeda.
Tambang Ilegal Disebut-sebut Pemicu AKP Dadang Dor AKP Ulil, Polda Sumbar: Bukan! Tapi Galian C

Tambang Ilegal Disebut-sebut Pemicu AKP Dadang Dor AKP Ulil, Polda Sumbar: Bukan! Tapi Galian C

Kasus tragis yang melibatkan sesama anggota kepolisian kembali terjadi. Yakni, polisi dor polisi di Polda Sumbar, Polres Solok Selatan, pada Jumat (22/11/2024)
Berdampak Sosial, Pertamina Eco RunFest 2024 Salurkan Donasi Kemanusiaan Untuk Palestina

Berdampak Sosial, Pertamina Eco RunFest 2024 Salurkan Donasi Kemanusiaan Untuk Palestina

Pertamina Eco RunFest 2024 menyalurkan donasi kemanusiaan senilai Rp3,5 miliar untuk Palestina. Bantuan tersebut disalurkan melalui Kedutaan Besar Palestina di Jakarta.
Kementerian Kebudayaan Kembali Ajukan Tiga Warisan Budaya Indonesia ke UNESCO, Ada Kebaya, Kolintang dan Reog Ponorogo

Kementerian Kebudayaan Kembali Ajukan Tiga Warisan Budaya Indonesia ke UNESCO, Ada Kebaya, Kolintang dan Reog Ponorogo

Kementerian Kebudayaan kembali mengajukan 3 karya budaya milik Indonesia ke UNESCO. Pengajuan ini sebagai upaya pelestarian warisan budaya di negara ini.
Emas 24 Karat: Investasi Jangka Panjang yang Aman dan Terpercaya

Emas 24 Karat: Investasi Jangka Panjang yang Aman dan Terpercaya

Emas telah lama dikenal sebagai salah satu bentuk investasi yang aman dan terpercaya. Dari masa ke masa, logam mulia ini tetap menjadi pilihan utama bagi banyak orang untuk melindungi kekayaan dan menghadapi fluktuasi ekonomi.
Kementan Jelaskan Perhitungan Pendapatan Brigade Swasembada Pangan

Kementan Jelaskan Perhitungan Pendapatan Brigade Swasembada Pangan

Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah pimpinan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman terus mendorong generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian melalui program Brigade Swasembada Pangan.
Trending
Motif Polisi Tembak Polisi di Sumbar Terungkap, Isu Bekingan Tambang Ilegal Mencuat

Motif Polisi Tembak Polisi di Sumbar Terungkap, Isu Bekingan Tambang Ilegal Mencuat

Baru-baru ini kembali terjadi kasus polisi tembak polisi yang menggemparkan. Kali ini kasus tersebut terjadi di Solok, Sumatera Barat.
Resmi Jadi Musuh, Sahabat Shin Tae-yong yang Putuskan Mualaf Langsung Tebar Ancaman Serius ke Timnas Indonesia Jelang Piala AFF 2024

Resmi Jadi Musuh, Sahabat Shin Tae-yong yang Putuskan Mualaf Langsung Tebar Ancaman Serius ke Timnas Indonesia Jelang Piala AFF 2024

Sahabat Shin Tae-yong yang memutuskan untuk menjadi mualaf, Lee Woon-jae langsung menebar ancaman serius setelah resmi menjadi musuh Timnas Indonesia jelang Piala AFF 2024.
Jika Tak Kuat Bangun Jam 3 Pagi untuk Tahajud, Ustaz Adi Hidayat Sarankan Kerjakan Dua Shalat Sunnah ini Sebelum...

Jika Tak Kuat Bangun Jam 3 Pagi untuk Tahajud, Ustaz Adi Hidayat Sarankan Kerjakan Dua Shalat Sunnah ini Sebelum...

Ustaz Adi Hidayat (UAH) membagikan solusi terhadap orang mukmin tidak kuat shalat Tahajud harus bangun tidur jam 3 pagi bisa isi dua ibadah shalat sunnah ini.
Bisa Dinaturalisasi untuk Timnas Indonesia, Penyerang Keturunan Ini Disebut Mirip dengan Arjen Robben oleh Eks Pemain Belanda

Bisa Dinaturalisasi untuk Timnas Indonesia, Penyerang Keturunan Ini Disebut Mirip dengan Arjen Robben oleh Eks Pemain Belanda

Salah seorang penyerang keturunan yang bisa dinaturalisasi oleh PSSI untuk membela Timnas Indonesia disebut mirip dengan Arjen Robben oleh eks pemain Belanda.
Mantan Kabareskrim Dengan Tegas Sebut AKP Dadang Iskandar dengan Sengaja 'Bidik' Kepala AKP Ulil, Katanya.....

Mantan Kabareskrim Dengan Tegas Sebut AKP Dadang Iskandar dengan Sengaja 'Bidik' Kepala AKP Ulil, Katanya.....

Mantan Kabareskrim Polri Tahun 2009-2011 Komjen Pol (Purn) Ito Sumardi mengatakan AKP Dadang Iskandar diduga sengaja berniat membunuh AKP Ryanto Ulil Anshar.
Jangan Kaget Jika Rezeki Tiba-tiba Mengalir Deras, Kata Ustaz Adi Hidayat Karena Sedekah Kepada …

Jangan Kaget Jika Rezeki Tiba-tiba Mengalir Deras, Kata Ustaz Adi Hidayat Karena Sedekah Kepada …

Sedekah adalah amalan terkuat. Namun Ustaz Adi Hidayat menjelaskan, di antara sekian banyak orang yang bisa diberikan sedekah, ada yang utama untuk diberikan.
Tampil Apik untuk Timnas Indonesia, Justin Hubner Curhat Sekembalinya ke Klub

Tampil Apik untuk Timnas Indonesia, Justin Hubner Curhat Sekembalinya ke Klub

Justin Hubner berkeluh kesah sepulangnya dari Timnas Indonesia dan kembali ke klub, Wolverhampton Wanderers U-21, setelah jeda internasional November 2024 usai.
Selengkapnya
Viral